Dongeng Insomnia III (Putri Artamis dan Pangeran Ramada) oleh Sulaiman Djaya (2015-2016)



Tentu kau masih ingat dengan kisah yang telah diceritakan sebelumnya? Tapi kisah yang sama yang akan diceritakan kali ini melompat ke beberapa waktu ke depan, tak lain karena dongeng sebuah hikayat acapkali muncul dari suatu harapan yang senantiasa membuat manusia menjadi sabar ketika mereka dirundung cinta. Dan inilah kisah itu.....

Bersama Zipora yang penyabar itu, Siswi Karina mulai belajar menanam dan merawat pohon-pohon alias tanaman-tanaman ajaib yang merupakan sumber makanan pokok para penduduk Negeri Telaga Kahana. Sementara, di waktu-waktu setelah menanam, ia pun tanpa sungkan-sungkan menggembalakan binatang-binatang ternak mirip domba yang ketika besar hanya seukuran kelinci, yang sebelumnya diurus Ilias itu, sembari sesekali bercanda dengan binatang-binatang ajaib tersebut.

Sementara itu, Zipora sendiri mengerjakan apa-apa yang sebelumnya telah biasa ia kerjakan, seperti mengumpulkan ranting-ranting dan dahan-dahan pohon yang patah dan jatuh bila salju telah luruh dan menjelma udara ketika cahaya di negeri tempat ia hidup itu datang menggantikan musim sebelumnya yang saling bergantian dalam waktu seminggu tersebut. Atau menyiapkan makanan sehari-hari bila waktu makan telah tiba bagi mereka berdua. 

Di waktu-waktu senggang mereka dari kesibukan dan kegiatan kehidupan keseharian mereka, sesekali Zipora mengajarkan ilmu-ilmu yang tak diketahui Siswi Karina kepada Siswi Karina, seperti bagaimana berkomunikasi dengan Burung Hudan dan merapalkan doa-doa magis agar mereka senantiasa dalam perlindungan dan pertolongan yang Maha Kuasa, Sang Hyang Agung yang dipercayai oleh para penduduk Negeri Telaga Kahana. 

Tentu saja Siswi Karina sebelumnya tak menyangka bahwa Zipora memiliki ilmu-ilmu magis yang sakti, semisal melontarkan dan melemparkan objek sasaran atau benda dengan cara mengarahkan jari telunjuk sembari merapal mantra ajaib. 

Salah-satu contohnya adalah ketika Zipora memperlihatkan kepada Siswi Karina bagaimana ia mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah batu cukup besar dan merapalkan mantra yang berbunyi ‘Kun dhalik harakatan’, yang seketika itu batu yang cukup besar tersebut terlempar tak ubahnya sebuah bola yang melambung karena ditendang seorang pemain sepak bola, dan Siswi Karina tampak terkagum-kagum melihat hal itu. 

Saat itulah, setelah diceritakan sendiri oleh Zipora, Putri Artamis yang adalah ibunya Zipora, adalah seorang perempuan sakti yang memiliki sejumlah ilmu ajaib, yang beberapa ilmunya tersebut diwariskan kepada Zipora. Putri Artamis bukan sembarang perempuan dari jenis setengah manusia setengah peri, tapi adalah juga seorang guru magis yang kemampuan magisnya telah dikenal luas oleh para penduduk Negeri Telaga Kahana. 

Bertahun-tahun sebelum Zipora lahir, demikian sebagaimana yang diceritakan Zipora kepada Siswi Karina, Putri Artamis pergi ke hutan untuk mencari sepohon Kirkas yang akan dijadikan sebagian ramuan untuk menyembuhkan salah satu penyakit aneh akibat pengaruh magis yang menimpa sejumlah penduduk Negeri Telaga Kahana. Tanpa sengaja, ketika ia sampai di sebuah tepi ujung telaga negeri itu, ia melihat sesosok tubuh lelaki tampan yang tegeletak bagai lelap tertidur. 

Itulah hari ketika Putri Artamis pertama-kali bertemu Pangeran Ramada, yang rupa-rupanya tertidur karena kelelahan setelah melakukan pelarian dan menyeberangi telaga di Negeri Telaga Kahana. Kala itu, Pangeran Ramada tidak punya pilihan lain selain menyelamatkan diri ketika semua pasukannya telah musnah dan kalah akibat serangan bangsa Damargh yang terkenal buas dan tak kenal belas kasihan yang menyerang negerinya. 

Ketika tersadar dan terbangun saat disentuh tangan lembut Putri Artamis, Pangeran Ramada merasa berterimakasih sembari menitikkan airmata karena telah ditemukan Putri Artamis yang menolongnya, meski mulanya ia terkejut saat tiba-tiba Putri Artamis berada di dekatnya kala terbangun dan tersadar. 

Tentu saja mulanya sejumlah penduduk Negeri Telaga Kahana merasa heran dan terkejut ketika mereka melihat Putri Artamis yang mereka sayangi itu pulang bersama seorang lelaki yang dipapahnya. Dan persis, kala itulah, selain berhasil mengobati sejumlah penduduk Negeri Telaga Kahana yang terjangkit pengaruh magis yang aneh, Putri Artamis juga berhasil mengobati beberapa luka Pangeran Ramada, dan kemudian keduanya saling jatuh cinta. 

Sementara itu, di negeri lain, dengan menunggang dan mengendarai sebuah burung besar yang sanggup terbang dengan sangat cepat, Ziva Kamarin akhirnya melesat berangkat menuju negeri Amarik. Perjalanannya itu tak membutuhkan waktu lama, dan ia sampai ke tujuannya sesuai dengan jadwal pertemuan yang telah dirancang dengan sangat rahasia oleh Mayar Rother sang pemimpin Ordo Nomas. 

Kedatangannya ke negeri Amarik itu segera disambut hangat dan gembira oleh Mayar Rother dan Jarjus Bushan yang langsung mempersilahkannya untuk menempati sebuah kursi yang telah disiapkan untuknya, sebuah kursi yang terletak di tengah sebelah utara di antara kursi-kursi yang mengelilingi meja bundar. Dialah satu-satunya perempuan yang hadir dalam pertemuan rahasia tersebut. 

Selain Ziva Kamarin dari negeri Asrail yang berwibawa dan kharismatik itu, tampak peserta lain yang hadir dalam pertemuan super rahasia itu adalah Pangeran Liwad Nibtalal dari negeri Najdan yang merupakan sekutu setia negeri Asrail dan mitra politik Ziva Kamarin dan Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri Angland yang berdandan sangat necis hingga dapat merebut simpati dan rasa nyaman hati Ziva Kamarin yang kagum melihatnya dan sesekali mencuri pandang ke arahnya. 

Tak diragukan lagi atawa tak disangsikan lagi, pertemuan yang telah dirancang Mayar Rother dari ordo rahasia Nomas itu, merupakan rapat super elit dan teramat rahasia, di mana masing-masing yang hadir tersebut diharuskan membangun dan memperkuat aliansi dengan sekutu mereka masing-masing demi memuluskan rencana penaklukkan skala besar mereka atas sejumlah negeri yang berusaha melawan untuk tidak takluk dalam kendali kekuasaan mereka. 

Dalam pertemuan super elit dan rahasia tersebut, disepakati sejumlah poin dan agenda utama. Di antara agenda dan poin atawa rencana yang mereka tetapkan adalah pertama, penyerangan dan penaklukkan atas negeri Yumnan yang merupakan sekutu negeri Farisa yang diserahkan kepada Pangeran Liwad Nibtalal dan para sekutu negeri Najdan. Kedua, upaya untuk mendongkel dan mengjungkalkan kekuasaan dan kepemimpinan Raja Rashab dari negeri Suryan yang merupakan sahabat pemimpin Bangsa Rumantium, yaitu Raja Nitup Raldamiv, dan juga merupakan sekutu negeri Farisa, yang diserahkan kepada siasat dan rencananya Perdana Menteri Vidad Kamarun dari negeri Angland serta para sekutunya. 

Rencana-rencana yang mereka sepakati dan mereka tetapkan dalam pertemuan dan rapat super elit dan rahasia di salah-satu tempat yang juga mereka rahasiakan di negeri Amarik tersebut dimaksudkan untuk memancing keterlibatan negeri Farisa ketika sejumlah negeri yang menjadi sekutunya diserang, yang dengan demikian mereka dapat mengetahui kekuatan negeri Farisa sekaligus dapat menguras kekuatan dan sumber daya militer serta ekonomi negeri Farisa. 

Gagasan tersebut tidak lahir dari Jarjus Bushan, tapi dari Mayar Rother sendiri sebagai salah-satu pihak yang memiliki kepentingan sangat besar untuk melebarkan sayap korporasi dan pabrik-pabrik senjata yang dimilikinya, sekaligus yang akan dapat menjual produk-produk senjatanya dengan menciptakan agressi dan perang. 

Kekayaan Mayar Rother sendiri membuatnya memiliki banyak pabrik dan korporasi di negeri-negeri yang menjadi sekutu negeri Amarik, semisal di negeri Najdan, Damargh, Angland, dan bahkan di negeri Asrail sendiri, di negeri di mana pemimpin tertingginya tak lain adalah Ziva Kamarin yang terkenal cerdik dan sangat matang dalam mengukur kekuataan dalam perang dan aksi-aksi politiknya, hingga membuatnya disegani lawan dan kawan. 

Seusai rapat dan pertemuan tersebut, mereka pun tak langsung menuju negerinya masing-masing, tapi menghadiri jamuan makan malam yang diadakan di rumah pribadi Mayar Rother yang sangat megah di sebuah kota bernama Ramsard. Dalam jamuan makan malam itu, Ziva Kamarin dan Vidad Kamarun langsung akrab satu sama lain dan segera saling menghasrati, yang berujung pada sebuah episode cinta di mana mereka menghabiskan malam bersama di sebuah penginapan yang tak jauh dari rumah Mayar Rother. 

Para peserta rapat dan pertemuan super elit dan rahasia yang telah dirancang Mayar Rother tersebut baru kembali ke negerinya masing-masing di keesokan harinya. Rasa percaya diri mereka membuat mereka merasa rencana mereka tak diketahui oleh pihak-pihak yang akan mereka rugikan, negeri-negeri yang ingin mereka taklukkan, meski pada kenyataannya tidaklah demikian, tanpa sepengetahuan mereka. 

Tidak ada komentar: