Jenghis Khan


Di era Imperium Mongolia dibawah kekuasaan Jenghis Khan, melalui undang-undang yang dibuatnya, yaitu Alyasak, mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya, dan membebaskan pajak bagi keluarga Nabi Muhammad saw, para penghafal Al-Qur’an, ulama, tabib, pujangga, orang saleh dan zuhud serta muazin/yang menyerukan adzan.

Singkat kata, Jenghis Khan memberikan kebebasan pada penduduknya untuk menganut agama mereka sendiri dan menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.

Perlakuan Jenghis Khan kepada keluarga Nabi Muhammad saw itu terbilang unik karena justru di masa dua kekhalifahan yang mengklaim sebagai Kekhalifahan Islam, yaitu Umayyah dan Abbasiyah, keluarga Nabi Muhammad saw dan Kaum Syi’ah malah ditindas dan dibunuh, sampai-sampai para khalifah dua kekhalifahan (Umayyah dan Abbasiyah) itu dicatat dalam sejarah sebagai para pembunuh Imam Ahlul-Bait, utamanya 10 Imam setelah Imam Ali.

Tentu saja menarik untuk mengetahui siapa sebenarnya Temujin atau Jenghis Khan yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah dunia dan kisah para penakluk dunia ini? Setelah ayahnya, yaitu Yasugi Bahadur Khan, meninggal, Temujin (Jenghis Khan) yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin.

Dalam waktu 30 tahun, Temujin berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 Masehi, Temujin mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Kala itu ia menetapkan undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Dan tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.

Undang-undang Alyasak ini berisi antara lain; larangan mencari-cari kesalahan orang lain, larangan membantu salah seorang di antara dua orang yang berselisih, jujur dalam menerima kepercayaan, keharusan saling tolong-menolong dalam peperangan dan melaksanakan hukum dengan disiplin yang ketat tanpa pandang bulu.

Di samping itu ada juga keharusan bagi warga negara untuk memperlihatkan anak gadisnya kepada raja untuk dijadikan sebagai istri anak-anaknya. Undang-undang ini dimasyarakatkan terus, sehingga merupakan sebuah agama yang senantiasa dipedomani dan dilanjutkan oleh penggantinya kemudian.

Undang-undang ini juga mengatur tentang hukuman mati bagi pezina, orang yang sengaja berbuat bohong, melaksanakan sihir, menjadi mata-mata, memberi makan atau pakaian kepada tawanan perang tanpa ijin, demikian pula bagi yang gagal melaporkan budak belian yang melarikan diri juga dikenakan hukuman mati.

Begitu pula Jenghis Khan melalui Alyasak ini mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya, dan membebaskan pajak bagi keluarga Nabi Muhammad saw, para penghafal Al-Qur’an, ulama, tabib, pujangga, orang saleh dan zuhud serta muazin/yang menyerukan adzan.

Jenghis Khan juga selalu melakukan inspeksi kepada prajurit-prajurit bersenjata lengkap sebelum pergi berperang, dan setiap orang harus memperlihatkan segala sesuatu yang ia miliki, bahkan sampai jarum dan benang sekalipun. Kemudian jika seseorang didapatkan lengah, maka dia harus dihukum. Jenghis Khan juga mendirikan pos pelayanan agar dia bisa memantau dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di negaranya.

Dari sini tampak bahwa armada perang Mongol sangatlah kuat dan memiliki kedisiplinan tinggi, sehingga banyak ditakuti musuh-musuhnya, dan memang terbukti sebagai kekuatan penakluk yang kuat dan tak terkalahkan.

Selain itu, sebagai seorang pemimpin dan diktator, Jenghis Khan juga sangat lihai memilih pengikutnya atau orang kepercayaannya yang pantas menjadi ajudannya berdasarkan kemampuan dan pengalaman mereka di medan perang. Tidak peduli bahwa orang tersebut berasal dari kelas atau nenek moyang yang berbeda, atau bahkan musuhnya sendiri di masa lalu.

Contohnya adalah ketika Jenghis Khan mengangkat Jebe sebagai ajudannya meski Ia adalah prajurit musuh yang pernah hampir membunuh dirinya. Keputusannya ternyata benar setelah Jebe terbukti handal dan lalu dikenal sebagai jenderal perang terhebat di masa penaklukan Asia dan Eropa. 


Tidak ada komentar: