Akhir-akhir ini, kekuatan Setan Besar dengan menggunakan
pemerintahan yang menyeleweng dari ajaran Islam, yang selalu berbohong atas
nama Islam, terus-menerus berupaya untuk menyingkirkan Al-Qur’an. Untuk
mengokohkan tujuan syaitaniah ini, negara adidaya dunia turut
membantu pula mencetak Al-Qur’an dengan indah dan mengirimkannya ke bebagai
penjuru dunia. Dengan tipuan seperti ini, sebenarnya mereka telah mencampakkan
Al-Qur’an keluar dari kehidupan. Kita semua melihat betapa Al-Qur’an yang
dicetak oleh Muhammad Reza Pahlevi telah menipu sebagian orang.[2] Sebagian
ulama yang tidak memahami maksud Pahlevi itu bahkan memuji-mujinya. Kita juga
melihat bahwa Raja Fahd [3] setiap
tahun menggunakan dana besar yang tak terbatas, yang diambil dari rakyatnya,
untuk mencetak Al-Qur’an dalam rangka mendirikan pusat-pusat propaganda madzhab
yang anti Al-Qur’an, sekaligus menyebarluaskan faham Wahabi[4] (Salafi),
yaitu sebuah madzhab yang tidak memiliki asas kuat sekaligus penuh dengan
pandangan khurafat. Al-Qur’an yang mulia ini dijadikan alat untuk
mendorong masyarakat yang lalai dari berbagai bangsa untuk berpihak kepada
adidaya. Orang-orang inilah yang menggunakan Islam yang mulia dan Al-Qur’an al
Karim justru untuk menghancurkan Islam dan Al-Qur’an itu sendiri.
Kita dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa
ini bersama seluruh wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al-Qur’an. Kita bangga
karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al-Qur’an dari kuburan,
sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia
dari berbagai ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka;
ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan
penghambaan pada penguasa zalim.
Kita merasa bangga bahwa kita adalah pengikut madzhab yang
didirikan oleh Rasulullah atas perintah langsung dari Allah, dan madzhab ini
juga ditumbuh kembangkan oleh Imam Ali As, hamba yang telah membebaskan diri
dari segala ikatan sekaligus menjadi petugas bagi pembebasan umat manusia dari
segala rantai besi dan perbudakan. Kita merasa bangga bahwa kitab Nahjul Balaghah[5],
setelah Al-Qur’an, merupakan kitab teragung yang berisi aturan kehidupan
duniawi dan maknawi, kitab tertinggi yang membebaskan manusia, serta kitab yang
memuat aturan maknawi dan pemerintahan, yang merupakan jalan pembebasan
terbesar; ternyata berasal dari Imam suci kita.
Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita, mulai dari Imam Ali
As hingga Imam Mahdi As, semua adalah imam kita. Imam Mahdi As adalah
penyelamat manusia dan pemilik zaman, yang dengan kekuasaan Allah yang
Mahakuasa, masih hidup di tengah kita dan menjadi pengawas segala urusan. Kita merasa bangga memiliki berbagai kitab bernilai tiada tara,
yang berasal dari para Imam Maksum kita, seperti doa-doa yang memberikan
kehidupan yang disebut sebagai Qur’an Sha’id(kitab-kitab doa). Kita
juga punya Munajat Sya’baniah [6] para
imam, Doa Arafah [7] dari
Husain bin Ali as., Shahifah Sajjadiah [8] dari
Imam Ali bin Husain dan Shahifah Fathimiah [9]yang
merupakan kitab yang diilhamkan Allah Swt kepada Fathimah Az-Zahra Sa.
Kita merasa bangga bahwa kita memiliki seorang Baqir al
Ulum[10],
sebagai pribadi yang tertinggi dalam sejarah, dan tidak ada yang bisa
memahami ketinggian posisinya itu selain Allah, Rasulullah Saw dan para Imam
Maksum As. Kita merasa bangga bahwa madzhab kita adalah madzhab Ja’fari, yang
meletakkan dasar-dasar sistematika fiqih kita; yang keilmuannya bagaikan sebuah
lautan tanpa batas. Fiqih kita merupakan hasil karyanya [11] dan
kita merasa bangga telah menjadi pengikut seluruh Imam Maksum a.s.
Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita adalah pejuang di
jalan Allah dan Islam. Mereka juga pejuang di jalan penegakan Al-Qur’an yang
menyuruh umat manusia untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang adil. Kita
bangga karena dalam usaha mereka untuk menentang pemerintahan yang zalim,
mereka telah dipenjara, diasingkan, dan akhirnya gugur sebagai syahid. Dan kita
hari ini merasa bangga bahwa kita ingin menegakkan tujuan Al-Qur’an dan
sunnah. Kita juga bangga karena berbagai lapisan masyarakat dari bangsa kita
telah menyatakan kesiapannya untuk berkorban, baik jiwa maupun raga, di jalan
yang besar dan menentukan nasib ini.
Bangsa kita, bahkan jutaan bangsa-bangsa muslim dan kaum tertindas
di dunia, merasa bangga karena musuh mereka adalah juga musuh Allah yang
Mahabesar, musuh Al-Qur’an al-Karim, dan musuh Islam yang mulia. Kita bangga
karena musuh mereka adalah hewan-hewan yang tidak pernah berhenti dalam
melakukan kejahatan dan pengkhianatan demi mencapai tujuan jahat mereka. Untuk
mencapai posisi kepemimpinan dan keserakahan, orang-orang jahat itu tidak
mengenal kawan atau lawan.
Ketahuilah, bahwa panglima tertinggi mereka adalah Amerika
Serikat, sebuah negara yang esensinya adalah terorisme yang telah membakar
seluruh penjuru dunia. Sementara itu, sekutu AS adalah gerakan Zionisme
Internasional[12] yang
selalu melakukan kejahatan dalam mencapai tujuan tamaknya. Inilah rezim yang
wataknya sangat memalukan, bahkan bila esensinya itu hanya diungkapkan lewat
tulisan pena atau ucapan lidah sekalipun. Demi mencapai impian bodoh mereka,
yaitu Israel Raya[13],
mereka telah melakukan segala bentuk kejahatan.
Negara-negara Islam dan kaum tertindas dunia merasa bangga bahwa
musuh mereka adalah Husein dari Yordania [14],
Hasan dari Maroko[15],
dan Husni Mubarak dari Mesir[16],
yang bekerja sama dengan Israel dalam berbagai kejahatan demi mengabdi kepada AS
dan Israel. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang tidak pernah berhenti
melakukan kejahatan, bahkan kepada bangsa mereka sendiri. Dan kita merasa
bangga bahwa musuh kita adalah Saddam yang mengabdi kepada paham Aflack.[17] Ia
diktator yang oleh kawan ataupun lawannya, dikenal sebagai pelaku kejahatan dan
pelanggar hak-hak internasional, sekaligus pelanggar hak-hak asasi manusia.
Semua mengetahui bahwa kejahatan yang ia lakukan kepada bangsa tertindas Irak
dan negara-negara Syeikh di Teluk, tidak kurang dari kejahatan yang dia lakukan
terhadap Iran.[18]
Kita dan negara-negara tertindas di dunia juga merasa bangga bahwa
setiap tuduhan kejahatan dan pengkhianatan yang ditimpakan kepada kita dan
semua kaum tertindas dunia, selalu datang dari media massa dan badan
propaganda dunia, yang melakukan semua itu atas perintah negara adidaya.
Adakah hal yang lebih membanggakan dari kenyataan bahwa AS ternyata
tidak berkutik menghadapi bangsa Iran dan negeri Imam Mahdi ini? Padahal, AS
selama ini merasa menjadi penguasa dunia karena memiliki klaim, fasilitas
militer, serta kekuasaan atas sejumlah pemerintahan bonekanya dan juga
kekuasaan atas kekayaan milik bangsa-bangsa tertindas, padahal negeri adidaya
ini memiliki segala jaringan media massa. Tetapi, kini AS terus dipermalukan
dan terjebak untuk terus melakukan berbagai skandal.
Adakah hal lain yang lebih membanggakan kita dibandingkan dengan
fakta bahwa AS sampai tidak tahu kepada siapa harus melobi ketika wajahnya
dipalingkan ke berbagai arah, ia menerima jawaban penolakan?[19] Hal
ini semua bisa terjadi tidak lain karena adanya pertolongan gaib dari Allah Swt
yang telah membangunkan bangsa-bangsa, terutama bangsa Iran, sekaligus
membimbingnya keluar dari kegelapan akibat pemerintahan yang keji, ke arah
cahaya Islam.
[1] .
Diterjemahkan dari kitab : “Wasiat Imam”.
[2] .
Shah pernah membuat proyek percetakan Al-Qur’an dengan maksud untuk menipu
rakyat Iran. Al-Qur’an tersebut dibuat dalam edisi luks yang sangat indah.
Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh Mirza Ahmad Neirizi (abad ke-10 Hijriah)
tersebut termasuk cetakan kitab suci terindah abad itu. Setelah berhasil
dicetak, Al-Qur’an itu diberi nama Arya Mehr dan disimpan di perpustakaan
pribadi Shah.
[3] .
Raja Fahd dari Arab Saudi adalah salah seorang pemimpin Arab yang cukup dekat
dengan Zionis Israel. Pada Konferensi Thaif, ia mengajukan rancangan damai
dengan Israel, yang salah satu butir rancangannya adalah pengakuan secara resmi
atas eksistensi negara Israel di kawasan pendudukan Palestina. Rancangan Fahd
ini tentu saja mendapatkan sambutan hangat dari AS, Rezim Zionis, dan sejumlah
negara Arab sekutu AS. Tetapi, proposal itu mendapatkan penentangan luar biasa
keras dari Imam Khomeini. Dalam sebuah pidatonya, Imam menyebut rancangan Raja
Fahd itu sebagai pengkhianatan terhadap Islam dan rakyat Palestina. Dalam
menutupi tindakan pengkhianatannya itu, Raja Arab Saudi setiap tahunnya
menganggarkan jutaan dolar untuk mencetak Al-Qur’an dan membagikannya kepada
umat Islam di seluruh dunia.
[4] .
Wahabi atau Salafi adalah sebuah fenomena aliran yang memiliki akar budaya dan
pada saat yang sama, juga memiliki akar politik. Aliran ini memiliki
prinsip-prinsip keagamaan yang bermula dari pandangan Ibnu Taimiyyah, seorang
pengikut madzhab Hanbali. Ibnu Taimiyyah hidup pada abad kedelapan Hijriah. Ia
-yang menjalani hidup dengan keprihatinan dan kemiskinan- sangat tertarik
kepada ajaran Ahmad bin Hanbal, Imam Madzhab Hanbali (241 Hijriah). Ibnu
Taimiyyah sebagaimana Ahmad bin Hanbal, dalam hal tauhid meyakini apa yang
tersurat dalam Al-Qur’an mengenai sifat-sifat Allah. Karena itu, ia yakin bahwa
Allah itu berjisim, memiliki tangan, kaki, mata, lidah, dan lain-lain,
sebagaimana manusia berjisim dan memiliki anggota. Keyakinan semacam ini merupakan
syirik yang nyata. Akidah Wahabi atau Salafi jauh berbeda dengan akidah Ahli
Sunah Wal jamaah dan Syi’ah Imamiyah.
Selain keyakinannya yang kontroversial tentang zat Allah itu, Ibnu
Taimiyyah juga memiliki fatwa-fatwa baru yang aneh tentang keharaman menziarahi
kuburan Rasulullah Saw dan bertawasul atau mohon syafa’at dari Rasulullah Saw
dan para awliya lainnya. Hingga kini sudah banyak sekali ulama
dari kalangan Sunni ataupun Syiah yang telah menyampaikan bantahannya atas
pemikiran aneh Ibnu Taimiyyah itu. Tapi para pengikut Wahabi tetap saja keras
kepala mempertahankan akidahnya yang tidak logis dan merusak persatuan umat
tersebut. Dan mereka tidak mempunyai argumen yang kuat atas keyakinannya
tersebut : (قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين ).
[5] .
Nahjul Balaghah adalah sebuah kitab agung yang penuh dengan nilai dan makna.
Kitab ini diyakini sebagai yang terbaik dan terkenal setelah Al-Qur’an.
Ketinggian nilai sastra serta kehebatan isinya membuat banyak ilmuwan tertarik
untuk mempelajarinya. Banyak ilmuwan non-muslim juga diberitakan secara tekun
menelaah kitab ini. Nahjul Balaghah berisikan khutbah, surat, dan kata-kata
mutiara yang diucapkan oleh Imam Ali As Penyusun kitab ini adalah Muhammad bin
Abi Ahmad atau yang lebih dikenal dengan nama Sayyid Radhi, seorang ulama dan
penyair terkenal (359 – 404 Hijriah). Makamnya berada di kawasan Karukh,
Baghdad, dan hingga kini termasuk tempat peziarahan yang terkenal.
[6] .
Terkait dengan “Munajat Sya’baniah” ini, Ali bin Thawus, seorang ulama ternama
madzhab Syiah mengutip kata-kata Husein bin Muhammad yang menulis bahwa Imam
Ali a.s. dan semua imam dari keturunan beliau selalu membaca doa ini di bulan
Sya’ban (“Iqbal Al A’mal”, halaman 685 dan juga kitab “Mafatihul Jinan” pada
bagian amalan bulan Sya’ban). Imam Khomeini sendiri dalam kesempatan terpisah
menjelaskan keagungan doa ini sebagai berikut.
[7] .
Doa Arafah adalah catatan munajat yang dilakukan oleh Imam Husein a.s. pada
hari Arafah (9 Dzulhijjah), sebelum beliau beserta keluarga dan sahabat
setianya pergi menuju Karbala. Di bawah teriknya mentari dan sengatan padang
pasir Arafah, Imam Husein menyampaikan munajat historisnya sambil berurai air
mata cinta. Isi doa ini adalah lambang harapan dan cinta dari penghulu para
syuhada kepada Kekasih dan Sembahannya, yaitu Allah Sang Pencipta. Konsep yang
terkandung dalam doa ini sangat bernilai tinggi (“Iqbal Al A’mal”, Bab Amalan
di Hari Arafah halaman 339; “Zaad Al Ma’ad” halaman 265; “Mafatihul Jinan”,
bagian Amalan Hari Arafah).
[8] .
Shahifah Sajjadiah adalah kumpulan doa dari Imam Ali bin Husein Zainal Abidin
a.s. Kitab ini ada dua jenis. Yang pertama adalah “Shahifah Shaghirah” yang
diakui oleh sekte Syiah Zaidiah. Syiah Imamiah menyebut kitab ini sebagai
“Shahifah Naaqishah (tidak lengkap)”. Yang diakui oleh kelompok Imamiyah adalah
“Shahifah Kaamilah Sajjadiyah” yang sampai kepada kita lewat periwayatan
Najmuddin Baha’ Al Syaraf ‘Alawi. Kitab ini ini juga mengandung konsep dan
ajaran yang sangat tinggi. Untuk menggali maknanya, kitab Shahifah Sajjadiah
ini telah ditelaah dan dijelaskan oleh para ulama. Di antara para ulama yang
telah menulis kitab syarah (penjelasan) atas kumpulan doa ini
adalah Kaf’ami, Syaikh Baha’i (kitab penjelasannya diberi judul “Hada’iq Al
Shalihin”), Mulla Hadi (dalam bahasa Persia dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa daerah Mazandarani), Syeikh Thuraihi, Mulla Muhammad Baqir Al Majlisi,
dan yang paling terkenal adalah Sayid Ali Khan (diberi judul “Riyadh Al Salikin”).
[9].
Shahifah Fathimah adalah catatan percakapan Fathimah Az-Zahra a.s. dengan
malaikat Jibril dan rahasia yang disampaikan oleh Jibril dari Allah Swt kepada
Fathimah a.s. Kitab yang mulia ini tidak bisa ditemukan karena berada di tangan
para Imam Maksum a.s. yang diwariskan di antara mereka secara turun-temurun.
Saat ini, kitab tersebut diyakini berada di tangan Imam Mahdi a.f.
[10] .
Baqirul Ulum adalah nama julukan bagi Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin. Ia
adalah Imam Kelima madzhab Ahlul Bait a.s. Panggilan yang biasa diucapkan oleh
para pengikut madzhab Ahlul Bait kepadanya adalah Imam Baqir. Nama julukan
Baqir menurut riwayat diberikan oleh Rasulullah Saw. Nama panggilan lain dari
Imam Baqir adalah Abu Ja’far, karena ia adalah ayah dari Imam Keenam, yaitu
Imam Ja’far Shadiq a.s.
[11] .
Fiqih Ja’fari adalah prinsip dan dasar-dasar fiqih Syiah yang diajarkan oleh
Imam Keenam dari madzhab Ahlul Bait, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s. (hidup
antara tahun 80-83 hingga 148 hijriah). Dia gugur Syahid di Madinah dan
dimakamkan di Pekuburan Baqi’, Madinah.
[12] .
Zionisme Internasional adalah pemikiran fanatis yang dimiliki oleh para
kapitalis Yahudi yang pada akhir abad lalu muncul di Eropa dan sekarang menjadi
ideologi resmi rezim penjajah Baitul Maqdis. Nama ini diambil dari Gunung Zion
di dekat Baitul Maqdis. Pemikiran rasialis ini menyatakan bahwa Yahudi adalah
bangsa pilihan Tuhan yang memiliki posisi istimewa di dunia. Berdasarkan
pemikiran ini, pada tahun 1898, didirikanlah Organisasi Zionis Internasional
yang bertujuan untuk memindahkan kaum Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke
Palestina.
Organisasi tersebut kini memiliki kekuatan dana yang tidak
terbatas, yang setara dengan kekayaan perusahaan-perusahaan monopoli terbesar
di dunia. Pusat organisasi ini di AS dan aktivitas komunitas Zionis mengontrol
lebih dari 60 negara dunia. Dewasa ini, ada sekitar 18 organisasi Zionis yang
beraktivitas di dunia. Sementara itu di AS, negara yang merupakan pendukung
utama Zionisme Internasional, ada 281 organisasi nasional Yahudi, 251 federasi
lokal Yahudi, serta berbagai organisasi dan lembaga keuangan Yahudi lainnya,
yang semuanya terkait dengan Zionisme.
Organisasi Zionisme Internasional juga memiliki lembaga intelijen
dan mata-mata di sebagian besar negara dunia yang terkait dengan agen rahasia
Israel, MOSSAD dan agen rahasia AS, CIA. Senjata terpenting dan terampuh yang
dimiliki oleh Zionisme Internasional adalah media massa yang dikuasai oleh kaum
Yahudi di seluruh dunia. Secara keseluruhan, ada 1.036 koran dan majalah yang
dikuasai Yahudi, dan yang paling terkenal di antaranya adalah koran New York
Times.
[13] .
Israel Raya adalah sebuah pemerintahan yang dicita-citakan kaum Yahudi, yaitu
pemerintahan dunia yang berada di bawah kekuasaan kaum Yahudi. Ini adalah
tujuan utama yang ingin dicapai oleh para pendiri gerakan Zionisme. Berdasarkan
cita-cita pendirian Israel Raya ini, setelah dibentuknya pemerintahan Israel
pada tahun 1948 di atas tanah milik bangsa Palestina, orang-orang Zionis
berupaya merealisasikan cita-cita tersebut. Untuk menjustifikasi hal ini,
mereka menggunakan dalil-dalil yang ada di kitab Taurat. Daerah-daerah yang
diklaim sebagai wilayah dari Israel Raya sebagian besar adalah kawasan
negara-negara muslim atau sebagian wilayah dari sebuah negara yang dihuni oleh
umat Islam. Dalam peta Israel Raya yang dimuat dalam laporan penelitian
Benyamin Mazar yang diterbitkan di bawah pengawasan pemerintahan Israel,
kawasan Israel Raya membentang luas dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat, dan
melingkupi Teluk Persia, Irak utara, Muscat, Oman, Nejd, Turki, Suriah, Libanon
selatan, Palestina utara, Jordania barat, sebagian Mesir, dan bagian selatan
Sudan. Selain itu, ada pula peta Israel yang lebih besar lagi, yang akan
direalisasikan setelah terwujudnya Israel Raya, yaitu meliputi Kurdistan,
daerah tenggara Iran, barat daya Afghanistan, dan sebagian dari barat laut
Pakistan.
Pada akhir abad ke-19, seorang wartawan Yahudi keturunan Austria
bernama Theodore Hertzel, dengan menulis sebuah makalah, mengundang seluruh
kaum Yahudi yang hidup terpencar-pencar di berbagai penjuru dunia untuk
membentuk sebuah negara. Ia juga mengundang seluruh umat Yahudi untuk kembali
kawasan yang disebutnya sebagai tanah air asli mereka, yaitu Palestina. Dengan
demikian, Hertzel telah memperbaharui isu “kembali ke tanah yang dijanjikan”
dalam pikiran kaum Yahudi sedunia.
Organisasi Zionisme Internasional yang mengumumkan bahwa tujuan
didirikannya lembaga itu adalah untuk memindahkan kaum Yahudi dunia ke
Palestina, kemudian melakukan usaha meluas dalam merealisasikan tujuan ini.
Atas lobi dan infiltrasi yang kuat dari kaum Yahudi, pemerintah Inggris pada
tahun 1917 mengeluarkan Deklarasi Balfour (Balfour adalah nama Menlu Inggris
saat itu) yang isinya mengakui bahwa Palestina adalah tanah milik Bani Israel.
Deklarasi Balfour kemudian juga disepakati oleh pemerintah Perancis, Italia,
dan AS.
Pada tanggal 29 November 1948, Majelis Umum PBB mengeluarkan
resolusi yang membagi Palestina menjadi dua bagian, yaitu wilayah Arab yang
luasnya 4.500 mil persegi dan wilayah Israel yang meliputi 289 mil persegi.
Akhirnya, pada tanggal 4 Mei 1948, pemerintahan Israel secara resmi didirikan.
Uni Soviet adalah negara pertama di dunia yang mengakui pendirian negara
Israel.
[14] .
Husain Yordania adalah Raja Yordania (kini sudah meninggal, pen.). Nama
lengkapnya adalah Husain bin Thalal. Lahir tanggal 4 November tahun 1935 di
Amman. Pendidikannya dimulai di TK Inggris di Amman, lalu dilanjutkan ke
sekolah Victoria di Mesir, dan akhirnya dilanjutkan ke Universitas Harvard.
Pada tahun 1951, kakeknya, Raja Abdullah, tewas di tangan seorang pemuda
revolusioner Palestina. Atas dukungan Inggris, anak Abdullah, yaitu Thalal
diangkat sebagai raja dan Husain bin Thalal pun menjadi putra mahkota. Beberapa
bulan kemudian, pada tanggal 11 Agustus 1951, parlemen Yordania menurunkan Raja
Thalal dari jabatannya dan Husain bin Thalal dinobatkan sebagai raja. Selama
masa pemerintahannya, Raja Husain selalu mendapatkan dukungan dari Inggris.
Menyusul keluarnya Inggris dari Terusan Suez dan masuknya AS secara bertahap ke
kawasan tersebut, Raja Husain juga memperoleh dukungan dari AS.
Politik luar negeri di kawasan Timur Tengah yang dijalankan oleh
pemerintahan Husain bin Thalal selalu mengikuti kebijakan AS dan Inggris di
kawasan tersebut. Pada tahun 1967, ketika Perang Arab dan Israel dimulai, Raja
Husain melakukan pengkhianatan dengan menjalin perjanjian dengan Rezim Zionis,
sehingga kekuatan Arab menjadi terpecah dan Rezim Zionis berhasil menduduki
Tepi Barat Sungai Jordan yang meliputi Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha, lalu
menggabungkannya dengan wilayah Palestina yang sebelumnya sudah diduduki
Israel. Akibatnya 400 ribu warga Palestina menjadi pengungsi ke Jordania. Dalam
menghadapi banjir pengungsi ini, Raja Husain bersikap keras sehingga terjadilah
tragedi yang disebut sebagai September Hitam pada tahun 1970, yaitu pembunuhan
massal terhadap para pengungsi Palestina.
[15] .
Hasan Maroko adalah Raja Maroko. Dia lahir pada tahun 1929 dan merupakan anak
dari Raja Muhammad V. Pendidikannya dilalui di Perancis dan setelah ayahnya
meninggal, dia diangkat sebagai raja dengan nama Raja Hasan II. Sejak Raja
Hasan II naik tahta, hubungan Maroko-Perancis mengalami perluasan dan negara
muslim ini semakin menjadi korban serangan budaya dari Barat. Pemerintah Maroko
secara umum mengadakan kerjasama di bidang budaya, ekonomi, dan politik dengan
Perancis. Disebutkan pula bahwa Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu,
berkenalan dengan Rezim Zionis melalui Raja Hasan II karena Maroko memang
memiliki hubungan tradisional dengan Zionis, bahkan setiap tahunnya selalu
diadakan konferensi Yahudi di Maroko.
Maroko bisa dikatakan satu-satunya negara muslim tempat orang-orang
Zionis bisa melakukan segala aktivitasnya dengan bebas. Bahkan pada tahun 1991,
Raja Hasan mengangkat seorang Yahudi bernama Andre Azoulay sebagai penasehat
tinggi.
[16] .
Husni Mubarak diangkat sebagai Presiden Mesir sejak tahun 1981 setelah
pendahulunya, Anwar Sadat, tewas di tangan tentara pengawalnya sendiri, Khaled
Islambuli. Kebijakan politik luar negeri, khususnya Timur Tengah, yang diambil
Husni Mubarak tidak jauh berbeda dengan kebijakan pendahulunya. Pada tahun
1982, dalam wawancara dengan stasiun CNN, Husni Mubarak berkata, “Pintu kami
terbuka bagi teman-teman bangsa Arab, selama tidak mengorbankan hubungan kami
dengan Israel. Kami mampu memainkan peran yang penting untuk menghilangkan
segala ketegangan yang selalu muncul di antara teman-teman Arab dengan Israel.”
[17] .
Michael Aflack adalah pendiri Partai Ba’ats yang beraliran sosialis. Setelah
Partai Ba’ats meraih kekuasaan di Irak, Saddam Husain menjadi orang nomor dua
di Irak, yaitu sebagai wakil presiden. Presiden Irak saat itu adalah Hasan Al Bakr
yang juga menjabat Ketua Dewan Revolusi Irak. Namun, pada prakteknya, kontrol
atas negara berada di tangan Saddam. Pada tahun 1979, Dewan Revolusi Irak
menyepakati pengunduran diri Hasan Al Bakr dan Saddam diangkat sebagai
presiden.
Salah satu kejahatan terbesar yang dilakukan Saddam adalah
invasinya ke Iran yang dilakukan satu setengah tahun pasca kemenangan Revolusi
Islam di bawah pimpinan Imam Khomeini. Invasi Irak yang dilakukan atas dukungan
AS itu semula diperkirakan akan berlangsung singkat dan Republik Islam Iran
yang baru lahir itu akan segera jatuh ke tangan Irak. Namun, perlawanan bangsa
Iran yang gigih membuat perang berlanjut hingga delapan tahun.
Kejahatan Saddam lainnya—yang awalnya juga mendapat lampu hijau
dari AS dan Inggris—adalah serangan terhadap Kuwait. Saddam dalam waktu singkat
berhasil menduduki Kuwait dan menyebabkan para Amir dan Syekh Kuwait melarikan
diri dari Kuwait. AS dan negara-negara Barat kemudian mengirimkan pasukan ke
Teluk Persia dalam jumlah yang sangat besar. Serangan dari berbagai arah yang
dilancarkan oleh pasukan multinasional berhasil mengusir keluar pasukan Irak
dari Kuwait. Para Amir dan Syeikh Kuwait pun kembali ke negara mereka.
Perang Teluk ini selain mengakibatkan kesengsaraan atas rakyat Irak
akibat embargo yang ditetapkan PBB, juga menyebabkan Arab Saudi dan Kuwait
harus menanggung biaya perang yang sangat besar. Sebaliknya, perang ini memberi
kentungan besar kepada pabrik-pabrik senjata Barat, terutama AS, yang menjual
senjata-senjata mereka dengan harga berkali-kali lipat kepada Arab Saudi dan
Kuwait. Berbagai media massa melaporkan, invasi Irak ke Kuwait dan meletusnya
Perang Teluk yang melibatkan pasukan multinasional telah menyebabkan naiknya
angka penjualan senjata dan peralatan perang secara drastis, sehingga berhasil
menyelamatkan sebagian besar perusahaan-perusahaan senjata Barat dari
kebangkrutkan.
[18] .
Kejahatan dan pengkhianatan Saddam terhadap bangsa Irak tidak bisa dijelaskan
secara sederhana. Diktator Irak ini dengan menerapkan politik despotik telah
membelenggu kebebasan individu dan masyarakat Irak sekaligus menciptakan
atmosfer yang mencekik rakyat. Untuk mencapai ambisinya, Saddam tidak
segan-segan mengorbankan rakyatnya sendiri, misalnya pengeboman kimia terhadap
kota Halabche di Irak yang menewaskan ribuan warga kota itu. Saddam juga selalu
mengobarkan isu-isu fanatisme Arab dan “Perlindungan atas Bangsa Arab”. Namun,
dalam invasinya terhadap Republik Islam Iran, korban terbesarnya justru warga
Iran yang beretnis Arab di wilayah Khuzestan.
Arab Saudi dan para penguasa negara-negara Teluk yang dalam
agresi Irak ke Iran tidak pernah menunda-nunda pemberian bantuannya kepada tentara
Saddam, juga tidak luput dari sengatan api keserakahan Saddam. Hanya sekitar
dua tahun setelah berakhirnya perang Irak-Iran, Saddam membalas kebaikan
negara-negara Arab tetangganya itu dengan cara menganeksasi Kuwait. Jika saja
tentara multinasional tidak turun tangan, niscaya Kuwait, Arab Saudi, dan
negara-negara Arab lainnya akan menjadi korban keganasan Saddam. Keganasan
Saddam bahkan merambah hingga ke keluarga terdekatnya, sampai-sampai mereka
sendiri tidak tahan dengan hal itu. Kita pernah menyaksikan larinya dua anak
perempuan Saddam beserta kedua suaminya ke luar negeri untuk menjauhkan diri
dari keganasan ayah mereka sendiri.
[19] .
Maksud dari kalimat Imam “jawaban penolakan terhadap AS” adalah terkait dengan
prediksi Imam Khomeini yang di kemudian hari terbukti kebenarannya. Salah satu
contoh dari masalah ini adalah embargo ekonomi yang diterapkan AS terhadap
Iran. Selain tidak memberikan hasil apapun bagi AS, usaha AS untuk mempengaruhi
bangsa-bangsa lain agar ikut serta dalam program embargo ini juga tidak
membuahkan hasil. Data ekonomi justru menunjukkan bahwa tingkat kerjasama
ekonomi antara Iran dan negara-negara Eropa malah semakin meningkat. Tekanan AS
untuk membuat Rusia menghentikan kerjasamanya dengan Iran di bidang nuklir
bertujuan damai juga mengalami kegagalan.