Galeri Darurat Al-Bantani
Dewan Kesenian Banten merupakan sebuah ruang pameran yang terjadi karena
kondisi yang memaksa, yakni ketiadaan ruang dan fasilitas kebudayaan di Banten.
Sedangkan ‘Bone Majnun’ adalah pameran tunggal karya-karya Ali Bone, perupa
yang memainkan satir semantik dan semiotik dalam gagrak naif seni visual untuk
mewedarkan kritik sosial-politik keseharian dan kehidupan kultural-politis
Banten.
ALI BONE adalah perupa
yang tak perlu direpotkan pada pilihan konvensional media, sebab baginya apa
saja dapat dijadikan media, dari mulai tong hingga bekas kaleng kerupuk, dari
triplek hingga kardus. Seakan ia ingin menimpali sekaligus menjawab pandangan
estetiknya Walter Benjamin di era mesin dan abad komoditas.
Karya-karya yang
diwedarkan (diangkat dan diwacanakan) Ali Bone acapkali lucu, konyol, dan
jenaka, mengingatkan kita pada seniman-seniman majnun yang didadarkan dan
diulas Michel Foucault dalam Madness and Civilization. Ia adalah manifestasi
kemelimpahan imajinasi, jika kita meminjam istilahnya Michel Foucault. Ali Bone
adalah wujud kemajnunan di ranah estetika visual. BONE SI MAJNUN.
Di tengah ketiadaan ruang
dan fasilitas kebudayaan di Banten inilah Dewan Kesenian Banten, tanpa harus
meratap dan berkeluh-kesah masih tetap bangga menghadirkan Pameran Tunggal
‘Bone Majnun’ pada Sabtu 29 Juli 2017 pukul 14.00 WIB sekaligus Peluncuran
Galeri Alternatif Al-Bantani di Sekretariat Dewan Kesenian Banten.
Sulaiman Djaya (Ketua Bidang Perencanaan Program, Ketua Komite Sastra, dan Pj. Bengkel Seni Budaya Dewan Kesenian Banten)
BENGKEL SENI BUDAYA #10
DEWAN KESENIAN BANTEN
29 Juli 2017 pukul 15.30
WIB-Selesai di Taman Budaya Banten
“PERINGATAN HARI PUISI
INDONESIA: PUISI DAN SIKAP HIDUP”
Sarasehan, Pembacaan, dan
Musikalisasi Bersama: Amien Kamil, Toto ST Radik, Sulaiman Djaya, Novia Fitria,
Ibnu PS Megananda, Arif Sodakoh, Komunitas Seni Gesbica UIN Banten, dll.
1. Pukul 15.30 WIB :
Pembacaan
teks tema oleh Novia Fitria
Orasi
singkat Ketua DKB H. Chavcay Syaifullah, S. S,
Pengantar
Acara oleh PJ Program
Deklamasi
Puisi oleh Siswa (Tito) dan Siswi (Selvi).
2. Pukul 16.00 WIB: Sarasehan dan Diskusi Manuskrip 1000
Kilometer dari Hatiku karya Toto ST Radik oleh Sulaiman Djaya (Ketua Komite Sastra,
Ketua Bidang Perencanaan Program, dan Penanggungjawab Program Bengkel Seni
Budaya Dewan Kesenian Banten)
3. Pukul 17.00 WIB: Pentas Musikalisasi Puisi oleh
Gesbica Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten
4. Pukul 17.20 WIB: Deklamasi Puisi oleh Toto ST Radik, Ibnu PS Megananda, Arif Sodakoh, Rohaendi dll.
5. Pukul 18.15 WIB: Poetry Performance oleh Amien Kamil
dkk.
PUISI DAN SIKAP HIDUP oleh
Novia Fitria (Host BSB DKB)
Puisi lahir dan ditulis
oleh penyair dari kehidupan, dalam arti puisi tidaklah lahir dari ruang hampa
yang tercerabut dari kondisi manusiawi yang berjalan bersama sejarah, bersama
kondisi-kondisi sosial-kultural-politis, bahkan eksistensial. Puisi lahir dari
rahim sejarah dan kondisi kemanusiaan sebagai sebuah refleksi dan sikap seorang
penyair menjalani dan memandang hidup. Inilah dasar tema Bengkel Seni Budaya
#10 Dewan Kesenian Banten 29 Juli 2017 dalam rangka Peringatan Hari Puisi
Indonesia.
Adalah sesuatu yang lazim bahwa puisi adalah
cerminan geliat dan ruh hidup. Acapkali puisi merupakan modus mengada dan
metode seorang penyair untuk mengajukan dan menawarkan pandangan dan sikap
hidup itu sendiri. Puisi digali dan ditulis dari relung jiwa kehidupan dan
keseharian manusiawi bersama sejarah, dari pertarungan dan perjalanan manusia
sebagai Sang Pengada dalam lautan banalitas dan kedalaman sejarah. Karena
itulah puisi acapkali mengandung kearifan.