Mekanisme Manifestasi


Oleh Neale Donald Walsch



Kita hanyalah salah satu dari beragam bentuk yang diciptakan Tuhan dari diriNya sendiri. Tuhan telah membagi diriNya ke dalam dunia Tanpa Batas Waktu dalam beragam bentuk yang pernah ada di masa lalu, sekarang dan masa depan. Karya itu telah selesai. Karya itu telah terindividualisasi dalam segala hal. Artinya, segala hal yang ada di Medan Kemungkinan Tak Terbatas itu sebenarnya telah ada, atau dengan kata lain semua telah siap.Yang harus kita lakukan hanyalah memanggilnya, membawanya ke dalam realitas kita. Itu adalah proses penciptaan pribadi. Beragam buku telah ditulis tentang topik tersebut, tetapi tidak ada yang secara serius mencoba menjelaskan mekanisme kerja manifestasi ini.

Kita sekarang tahu bahwa, seperti halnya ilmu kedokteran yang berhasil menggunakan sel induk yang bisa menciptakan beragam bentuk sel tubuh, menciptakan jaringan jantung, tulang, dan bahkan jaringan otak untuk menggantikan organ-organ tubuh yang rusak. Tuhan juga bisa “membagi” Bentuk Utuhnya menjadi beragam wujud fisik atau non-fisik, dan Tuhan memang telah melakukannya dalam berbagai macam bentuk yang disebut Kehidupan.

Tuhan bisa hadir dalam kehidupan seseorang dalam bentuk cinta, sikap memaafkan, atau sebagaimana yang umumnya terjadi ketika seseorang sedang menghadapi kematiannya yakni perasaan aman, seperti dipeluk dan “disambut” ketika tiba di rumah. Perasaan-perasaan itu adalah Tuhan dalam bentuk non-fisik.

Bagaimana manifestasi ini bekerja? Sederhana saja. Setiap hal yang ada dalam kehidupan ini adalah energi. Dan yang menggerakkan energi tersebut adalah setiap pikiran, kata dan tindakan kita. Setiap hal terkait dengan setiap hal lainnya seperti halnya sebuah matriks raksasa. Setiap hal tidak ada yang “tidak terkait” atau “terpisah”. Kita hanya berpikiran demikian. Ketidakterkaitan dan keterpisahan adalah hal yang mustahil. Sang Mahasegala sungguh-sungguh agung, lebih besar daripada matriks yang bisa diukur. Matriks itu bergerak dengan frekuensi yang berbeda di lokasi yang berbeda. Perbedaan itu disebut sebagai getaran lokal dalam medan energi, ini seperti kerikil yang dicemplungkan ke dalam kolam dan menimbulkan gelombang/getaran lokal.

Kitalah getaran lokal itu. Begitu pula halnya dengan pikiran, kata-kata dan tindakan kita. Semuanya tidak lebih dari gelora energi pada frekuensi tertentu. Pikiran tidak begitu padat, sehingga bergerak di frekuensi yang berbeda, tindakan lebih padat, dan bergerak di frekuensi yang lain.

Tindakan “manifestasi” atau penciptaan ini adalah tindakan menyesuaikan getaran yang telah ada dalam Mahasegala, yang penyesuaiannya kemudian menariknya kepada pengalaman kita. Kita tidak sungguh-sungguh “menciptakan” segala hal, tetapi sekedar memperhatikan bahwa semua telah diciptakan, dan menariknya.

Proses penarikan itu hanyalah menyesuaikan energi kita dengan energi yang ingin kita alami. Sekali lagi, kita tidak sedang menciptakan apa pun, kita sekedar mengalami yang telah tercipta. Kita melakukannya dengan menariknya mendekat kepada kita, dengan “memanggilnya” dari medan kemungkinan tak terbatas, melalui proses “penyelarasan” energi kita.

Setiap hal yang kita pikirkan, setiap hal yang kita katakan, dan setiap hal yang kita lakukan, menciptakan energi, dan demikian pula dengan realitas kita. Mengapa? Karena “realitas” kita tak lebih dari jumlah total energi kita dan energi yang ditarik.

Mekanisme manifestasi hanyalah “energi penyesuaian”. Penyesuaian getaran agar beresonansi dengan aspek energi universal yang diinginkan Individual untuk dialami. “Realitas” adalah kata yang bermakna “hal yang dialami di sini,saat ini.” Itulah hal satu-satunya yang bisa dialami. Kita tidak bisa mengalami kemarin, kita hanya bisa mengenangnya. Kita tidak mengalami hari esok, kita hanya bisa mengatisipasinya. Satu-satunya hal yang bisa kita alami adalah di Sini dan Saat Ini.

Tidak ada yang sungguh-sungguh “nyata”, yang ada hanya “nyata” pada tingkat yang sedang kita alami. Cara lain untuk menjelaskannya adalah dengan mengalaminya, kita membuatnya nyata. Pengalaman berkaitan dengan resonansi. Hal ini tentang energi Esensi yang kita tarik kepada kita dan melalui kita di sini, saat ini. Kita menyebutnya “penciptaan” “Berpikir” sebenarnya adalah tindakan menemukan kembali. Proses menggapai ke dalam kesadaran kolektif abadi dan menemukan kembali data yang dikehendaki. Berpikir adalah resonansi spontan antara Individualisasi Keilahian lokal dengan aspek Keilahian Universal, menyesuaikan Bagian Segalanya dengan Sang Mahasegala.

Itulah sebabnya, mengapa fokus mental dan tujuan sangat kuat dan penting bagi proses kreatif (penemuan kembali). Dengan pemahaman intelektual tentang proses ini bisa membantu kita untuk terlibat dalam proses itu sendiri. Ketika kita tahu apa yang sedang kita lakukan, dan mengapa kita melakukannya, biasanya kita menjadi lebih cakap dalam melakukannya.

Energi Esensial Kehidupan bisa digambarkan sebagai sesuatu yang ringan, halus, lembut dan tersebar di segala tempat sekaligus. Fungsi penciptaan adalah menarik dan memperbesar energi itu, mendekatkannya kepada kita dan membuatnya lebih besar dalam pengalaman kita.

Perasaan adalah cara ampuh untuk melakukannya. Perasaan memfokuskan energi ke dalam pola gelombang getaran. Ketika kita ingin mewujudkannya, berusahalah untuk tidak hanya memikirkannya, tetapi juga merasakannya. Rasakan seperti apa memilikinya. Rasakan, seperti apa mengalaminya. Rasakan penyesuaian medan morfik yang merangkum kita dan yang kita tambahkan ketika kita mengeluarkan energi, yang kita lakukan setiap saat. Merasakan adalah cara kita mengidentifikasi dan memperbesar energi yang ingin kita alami lebih lagi dengan meresonansikannya.

Ketika kita semakin menyadari cara kerja Mekanisme Manifestasi, kita akan mendapati diri kita lebih mudah mewujudkan banyak hal dalam kehidupan kita; bukan hanya objek dan pengalaman fisik, melainkan juga perasaan dan kesadaran non-fisik.

Jadi kita tidak hanya bisa mewujudkan materi, tetapi juga pengalaman yang disebut tindakan yang benar. Bukan hanya teman, melainkan juga pengalaman yang disebut Cinta. Bukan hanya solusi fisik pada suatu masalah, melainkan juga pengalaman yang disebut Kebijaksanaan. Jadi kita bisa mewujudkan perasaan memaafkan, belas kasih, pemahaman, sukacita, kebahagiaan..dan kedamaian. 


Tidak ada komentar: