Indonesia Terjerat Kekuatan Amerika
Keterlibatan
AS dalam kupdeta militer yang merangkap di tahun 1965 di Indonesia sudah banyak
ditulis. Bung Karno (BK) yang mempunyai visi jauh kedepan sudah menetapkan
bahwa Indonesia adalah non blok, mandiri (berdikari), dan tidak mau tergantung
pada utang luar negeri (“Go to hell with your aids!”). Sayang sekali, Soeharto
dkk. melakukan konspirasi dengan USA (via CIA) menusuk bangsanya sendiri.
Negara-negara sahabat Bung Karno, sperti RRC dan India, yang mempunyai prinsip
serupa dengan BK dan tidak mempunyai pengkhianat negara semacam Soeharto Cs.,
saat ini sudah menjadi bangsa yang sehat, normal, bahkan adidaya! Dalam buku
yang ditulis John Pilger dan yang juga ada film dokumenternya, dengan judul The
New Rulers of the World, antara lain, dikatakan: “Dalam dunia ini, yang tidak
dilihat oleh bagian terbesar dari kami yang hidup di belahan utara dunia, cara
perampokan yang canggih telah memaksa lebih dari sembilan puluh negara masuk ke
dalam program penyesuaian struktural sejak tahun delapan puluhan, yang membuat
kesenjangan antara kaya dan miskin semakin menjadi lebar”.
Ini
terkenal dengan istilah nation building dan good governance oleh “empat
serangkai” yang mendominasi World Trade Organisation (Amerika Serikat, Eropa,
Canada, dan Jepang), dan triumvirat Washington (Bank Dunia, IMF, dan Departemen
Keuangan AS). Mereka mengendalikan setiap aspek detail dari kebijakan
pemerintah di negara-negara berkembang. Kekuasaan mereka diperoleh dari utang
yang belum terbayar, yang memaksa negara-negara termiskin membayar USD 100 juta
per hari kepada para kreditor Barat. Akibatnya adalah sebuah dunia yang
elitenya –dengan jumlah lebih sedikit dari satu miliar orang- menguasai 80
persen kekayaan seluruh umat manusia.”
Itu
ditulis oleh John Pilger, seorang wartawan Australia yang bermukim di London,
yang tidak saya kenal. Antara John Pilger dan saya, tidak pernah ada
komunikasi. Namun, ada beberapa kata yang saya rasakan berlaku untuk bangsa
Indonesia dan yang relevan dengan yang baru saya kemukakan. Kalimat John Pilger
itu begini: “Their power derives largely from an un-repayable debt that forces
the poorest countries…” dan seterusnya. Dalam hal Indonesia, keuangan negara
sudah bangkrut pada 1967. Paling tidak, demikianlah yang digambarkan oleh para
teknokrat ekonom Orde Baru yang dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk memegang
tampuk pimpinan dalam bidang perekonomian. Maka, dalam buku John Pilger
tersebut, antara lain, juga dikemukakan sebagai berikut:
(Saya
kutip halaman 37) “Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ’hadiah
terbesar’, hasil tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori
konferensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang
pengambilalihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling
berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa
korporasi Barat diwakili: perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General
Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American
Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper
Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang
oleh Rockefeller disebut “ekonom-ekonoom Indonesia yang top”.
“Di
Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan ’the Berkeley Mafia’ (kebanyakan
dosen UI), karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari
pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley.
Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan
oleh para majikan yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara
dan bangsanya, mereka menawarkan : … buruh murah yang melimpah… cadangan besar
dari sumber daya alam … pasar yang besar.” Di halaman 39 ditulis: “Pada hari
kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. ’Ini dilakukan
dengan cara yang spektakuler’ kata Jeffry Winters, guru besar pada Northwestern
University, Chicago, yang dengan mahasiwanya yang sedang bekerja untuk gelar
doktornya, Brad Sampson, telah mempelajari dokumen-dokumen konferensi. ’Mereka
membaginya ke dalam lima seksi: pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar
lain, industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain lagi;
yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang
mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para
investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling
dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan: ini yang kami inginkan: ini, ini,
dan ini, dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk
berinvestasi di Indonesia.
Saya
tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global
duduk dengan para wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat
dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya
sendiri.
Freeport
mendapatkan bukit (mountain) dengan tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger
duduk dalam board). Sebuah konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang
raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok
perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang, dan Prancis mendapat hutan-hutan tropis
di Sumatera, Papua Barat, dan Kalimantan. Sebuah undang-undang tentang
penanaman modal asing yang dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto membuat
perampokan ini bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Nyata dan secara rahasia,
kendali ekonomi Indonesia pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia
(IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Kanada, Eropa,
Australia dan, yang terpenting, Dana Moneter Internasional IMF) dan Bank
Dunia.” Sekali lagi, semuanya itu tadi kalimat-kalimatnya John Pilger yang
tidak saya kenal.
Kalau
kita percaya John Pilger, Brad Sampson, dan Jeffry Winters, sejak 1967
Indonesia sudah mulai dihabisi (plundered) dengan tuntunan oleh para elite
bangsa Indonesia sendiri yang ketika itu berkuasa.
Sejak
itu, Indonesia dikepung oleh kekuatan Barat yang terorganisasi dengan sangat
rapih. Instrumen utamanya adalah pemberian utang terus-menerus sehingga utang
luar negeri semakin lama semakin besar. Dengan sendirinya, beban pembayaran
cicilan utang pokok dan bunganya semakin lama semakin berat. Kita menjadi
semakin tergantung pada utang luar negeri. Ketergantungan inilah yang dijadikan
leverage atau kekuatan untuk mendikte semua kebijakan pemerintah Indonesia.
Tidak saja dalam bentuk ekonomi dan keuangan, tetapi jauh lebih luas dari itu.
Utang luar negeri kepada Indonesia diberikan secara sistematis,
berkesinambungan, dan terorganisasi secara sangat rapi dengan sikap yang keras
serta persyaratan-persyaratan yang berat. Sebagai negara pemberi utang, mereka
tidak sendiri-sendiri, tetapi menyatukan diri dalam organisasi yang disebut
CGI.
Negara-negara
yang sama sebagai pemberi penundaan pembayaran cicilan utang pokok dan bunganya
yang jatuh tempo menyatukan diri dalam organisasi yang bernama Paris Club.
Pemerintah Indonesia ditekan oleh semua kreditor yang memberikan pinjaman
kepada swasta Indonesia supaya pemerintah menekan para kreditor swasta itu
membayar tepat waktu dalam satu klub lagi yang bernama London Club. Secara
kolektif, tanpa dapat dikenali negara per negara, utang diberikan oleh lembaga
multilateral yang bernama Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia. Pengatur dan
pemimpin kesemuanya itu adalah IMF. Jadi, kesemuanya itu tidak ada bedanya
dengan kartel internasional yang sudah berhasil membuat Indonesia sebagai
pengutang yang terseok-seok.
Sejak
itu, utang diberikan terus sampai hari ini. Dalam krisis di tahun 1997,
Indonesia sebagai anggota IMF menggunakan haknya untuk memperoleh bantuan.
Ternyata, ada aturan ketat untuk bantuan itu. Bantuan uang tidak ada, hanya
dapat dipakai dengan persyaratan yang dibuat demikian rupa, sehingga praktis
tidak akan pernah terpakai. Dengan dipegangnya pinjaman dari IMF sebagai show
case, IMF mendikte kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia, yang dengan segala
senang hati dipenuhi oleh para menteri ekonomi Indonesia, karena mereka
orang-orang pilihan yang dijadikan kroni dan kompradornya.
Maka,
dalam ikatan EFF itulah, pemerintah dipaksa menerbitan surat utang dalam jumlah
Rp 430 triliun untuk mem-bail out para pemilik bank yang menggelapkan uang
masyarakat yang dipercayakan pada bank-bank mereka. Mereka tidak dihukum,
sebaliknya justru dibuatkan perjanjian perdata bernama MSAA yang harus dapat
meniadakan pelanggaran pidana menurut undang-undang perbankan. Dalam perjanjian
perdata itu, asalkan penggelap uang rakyat yang diganti oleh pemerintah itu
dapat mengembalikan dalam bentuk aset yang nilainya sekitar 15 persen, dianggap
masalahnya sudah selesai, diberikan release and discharge.
Lima
tahun lamanya, yaitu untuk tahun 1999 sampai dengan tahun 2003, pembayaran
utang luar negeri yang sudah jatuh tempo ditunda. Namun, mulai tahun 2004,
utang yang jatuh tempo beserta bunganya harus dibayar sepenuhnya.
Pertimbangannya tidak karena keuangan negara sudah lebih kuat, tetapi karena
sudah tidak lagi menjalankan program IMF dalam bentuk yang paling keras dan
ketat, yaitu EFF atau LoI.
Setelah
keuangan negara dibuat bangkrut, Indonesia diberi pinjaman yang tidak boleh
dipakai sebelum cadangan devisanya sendiri habis total. Pinjaman diberikan
setiap pemerintah menyelesaikan program yang didiktekan oleh IMF dalam bentuk
LoI demi LoI. Kalau setiap pelaksanaan LoI dinilai baik, pinjaman sebesar
rata-rata USD 400 juta diberikan. Pinjaman ini menumpuk sampai jumlah USD 9
miliar, tiga kali lipat melampaui kuota Indonesia sebesar USD 3 miliar. Karena
saldo pinjaman dari IMF melampaui kuota, Indonesia dikenai program pemandoran
yang dinamakan Post Program Monitoring.
Mengapa
Indonesia tidak mengembalikan saja yang USD 6 miliar supaya saldo menjadi USD 3
miliar sesuai kuota agar terlepas dari post program monitoring. Berkali-kali
saya mengusulkan dalam sidang kabinet agar seluruh saldo utang sebesar USD 9
miliar dikembalikan. Alasannya, kita harus membayar, sedangkan uang ini tidak
boleh dipakai sebelum cadangan devisa milik sendiri habis total. Cadangan
devisa kita ketika itu sudah mencapai USD 25 miliar, sedangkan selama Orde Baru
hanya sekitar USD 14 miliar. Yang USD 9 miliar itu harus dicicil sesuai jadwal
yang ditentukan oleh IMF. Skemanya diatur sedemikian rupa sehingga pada akhir
2007 saldonya tinggal USD 3 miliar. Ketika itulah, baru program pemandoran
dilepas. Alasannya kalau yang USD 9 miliar dibayarkan sekarang, cadangan devisa
kita akan merosot dari USD 34 miliar menjadi USD 25 miliar. Saya mengatakan,
kalau yang USD 9 miliar dibayarkan, cadangan devisa kita meningkat dari USD 14
miliar menjadi USD 25 miliar. Toh pendapat saya dianggap angin lalu sampai hari
ini.
Mari
sekarang kita bayangkan, seandainya cadangan devisa kita habis pada akhir 2007.
Ketika itu, utang dari IMF tinggal USD 3 miliar sesuai kuota. Barulah ketika
itu utang dari IMF boleh dipakai. Olehnya secara implisit dianggap bahwa ini
lebih kredibel, yaitu mengumumkan bahwa cadangan devisa tinggal USD 3 miliar
yang berasal dari utang IMF. Kalau seluruh utang yang USD 9 miliar dibayar
kembali karena sudah mempunyai cadangan devisa sendiri sebesar USD 25 miliar
dikatakan bahwa Indonesia tidak akan kredibel karena cadangan devisa merosot
dari USD 34 miliar menjadi USD 25 miliar.
Jelas
sekali sangat tidak logisnya kita dipaksa untuk memegang utang dari IMF dengan
pengenaan bunga yang tinggi, sekitar 4 persen setahun, tanpa boleh dipakai.
Jelas sekali bahwa Indonesia dipaksa berutang yang jumlahnya melampaui kuota
yang sama sekali tidak kita butuhkan. Tujuannya hanya supaya Indonesia dikenai
pemandoran yang bernama post program monitoring. Jelas ini hanya mungkin dengan
dukungan dan kerja sama dari kroni-kroninya Kartel IMF.
Mengapa
kami dan teman-teman yang sepikiran dan sepaham dikalahkan terus-menerus?
Mengapa pikiran yang tidak masuk akal seabsurd itu dipertahankan? Sebab, para
menteri ekonomi yang ada dalam kabinet dan otoritas moneter sedikit pun tidak
menanggapinya. Memberikan komentar pun tidak mau. Mengapa? Sebab, perang modern
yang menggunakan seluruh sektor ekonomi sebagai senjata, terutama sektor
moneternya, membutuhkan kroni atau komprador bangsa Indonesia sendiri yang
mutlak mengabdi pada kepentingan agresor.
Kalau
kita percaya pada Brad Sampson, Jeffrey Winters, dan John Pilger, dan kita
perhatikan serta ikuti terus sikap satu kelompok tertentu, kiranya jelas bahwa
kelompok pakar ekonomi yang dijuluki “the Berkeley Mafia” adalah kelompok kroni
dalam bidang ekonomi dan keuangan. Lahirnya kelompok tersebut telah dikemukakan
dalam studi Brad Sampson yang tadi saya kutip. Pengamatan saya sendiri juga
membenarkan bahwa kelompok itu menempatkan dan memfungsikan diri sebagai kroni
kekuatan asing.
Yang
paling akhir menjadi kontroversi adalah sikap beberapa menteri dalam Kabinet
Indonesia Bersatu terhadap uluran tangan spontan dari beberapa kepala
pemerintahan beberapa negara Eropa penting berkenaan dengan bencana tsunami.
Baru kemarin media massa penuh dengan komentar minor mengapa tim ekonomi
pemerintah utang lagi dalam jumlah besar sehingga jumlah stok utang luar negeri
keseluruhannya bertambah? Ini sangat bertentangan dengan yang dikatakan selama
kampanye presiden dan juga dikatakan oleh para menteri ekonomi sendiri bahwa stok
utang akan dikurangi. Berdasar pengalaman, saya yakin bahwa kartel IMF yang
memaksa kita berutang dalam jumlah besar supaya dapat membayar utang yang jatuh
tempo. Buat mereka, yang terpenting memperoleh pendapatan bunga dan
mengendalikan Indonesia dengan menggunakan utang luar negeri yang sulit dibayar
kembali. [KKG]
Mafia Berkeley
Mafia
Berkeley adalah Organisasi Tanpa Bentuk (OTB). Mereka mempunyai atau
menciptakan keturunan-keturunan. Para pendirinya memang sudah sepuh, yaitu Prof
Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Emil Salim, Soebroto, Moh. Sadli, J.B.
Soemarlin, Adrianus Mooy, dan masih sangat banyak lagi. Yang sekarang dominan
adalah Sri Mulyani, Moh. Ikhsan, Chatib Basri, dan masih banyak lagi. Mereka
tersebar pada seluruh departemen dan menduduki jabatan eselon I dan II, sampai
kepala biro.
Ciri
kelompok itu ialah masuk ke dalam kabinet tanpa peduli siapa presidennya.
Mereka mendesakkan diri dengan bantuan kekuatan agresor. Kalau kita ingat,
sejak akhir era Orde Lama, Emil Salim sudah anggota penting dari KOTOE dan
Widjojo Nitisastro sudah sekretaris Perdana Menteri Djuanda. Widjojo akhirnya
menjabat sebagai ketua Bappenas dan bermarkas di sana. Setelah itu, presiden
berganti beberapa kali. Yang “kecolongan” tidak masuk ke dalam kabinet adalah
ketika Gus Dur menjadi presiden. Namun, begitu mereka mengetahui, mereka tidak
terima. Mereka mendesak supaya Gus Dur membentuk Dewan Ekonomi Nasional.
Seperti kita ketahui, ketuanya adalah Emil Salim dan sekretarisnya Sri Mulyani.
Mereka
berhasil mempengaruhi atau “memaksa” Gus Dur bahwa mereka diperbolehkan hadir
dalam setiap rapat koordinasi bidang ekuin. Tidak puas lagi, mereka berhasil
membentuk Tim Asistensi pada Menko Ekuin yang terdiri atas dua orang saja,
yaitu Widjojo Nitisastro dan Sri Mulyani. Dipaksakan bahwa mereka harus ikut
mendampingi Menko Ekuin dan menteri keuangan dalam perundingan Paris Club pada
12 April 2000, walaupun mereka sama sekali di luar struktur dan sama sekali
tidak dibutuhkan. Mereka membentuk opini publik bahwa ekonomi akan porak-poranda
di bawah kendali tim ekonomi yang ada. Padahal, kinerja tim ekonomi di tahun
2000 tidak jelek kalau kita pelajari statistiknya sekarang.
Yang
mengejutkan adalah Presiden Megawati yang mengangkat Boediono sebagai menteri
keuangan dan Dorodjatun sebagai Menko Perekonomian. Aliran pikir dan sikap Laksamana
Sukardi sangat jelas sama dengan Berkeley Mafia, walaupun dia bukan anggotanya.
Ada penjelasan tersendiri tentang hal ini. Presiden SBY sudah mengetahui
semuanya. Toh tidak dapat menolak dimasukkannya ke dalam kabinet tokoh-tokoh
Berkeley Mafia seperti Sri Mulyani, Jusuf Anwar, dan Mari Elka Pangestu,
seperti yang telah disinaylir oleh beberapa media massa.
Peranan UI dalam Konspirasi Destruktif
Setelah
dr. Mahar Marjono sukses mengemban tugas Soeharto dalam “mempersingkat” hidup
Bung Karno (meninggal pada usia sekitar 66 th.), maka Mahar Marjono diangkat
menjadi Rektor UI. Dengan ini, maka konspirasi tiga serangkai: USA-Militer-UI
mulai terjadi. Untuk menguasai SDM top Indonesia, maka dibentuklah Mafia Berkeley
(yang sipil, yang notabene para oknum akademisi UI) dan mafia West Point (yang
militer, yang notabene para oknum petinggi TNI AD/Polisi). Sejarah dan
pendidikan Indonesia mengalami kegelapan di saat Rektor UI dijabat oleh jendral
TNI AD yaitu Nugroho Notosusanto. Hari lahir Pancasila diabaikan, sejarah nasional
dijungkir balikan: nama-nama jalan besar di seluruh kota besar di Indonesia
harus memakai nama jendral AD (Yani, Tendean, dst), peran BK diminimalkan,
peran militer di blow up, peran inteligensia/kecerdasan disempitkan, dan
wawasan almamater (pembungkaman kampus) dilaksanakan. Para pelacur intelektual
UI sungguh banyak, mereka ini telah ikut serta menenggelamkan Indonesia, sudah
saatnya mereka mengalami hukuman sosial dengan membeberkan dosa-dosa
terselubung mereka! Prof. Ismail Suni, Yusril, Jimmly Asidiqi, Miranda Gultom,
Anwar Nasution, Nazarudin, dst., adalah termasuk para konspiran. Pada umumnya,
mereka ditokohkan terlebih dahulu melalui televisi sebagai intelektual yang
kritis (politik kambing putih) –kemudian setelah beberapa bulan dan telah
mempunyai reputasi nasional, maka mereka diselundupkan/disusupkan dan diangkat
menjadi pejabat penting regim ORBA (dan bablasannya) dalam pemerintahan (eselon
1, 2, atau menteri). Konspirasi destruktip USA-Militer-UI yang berhasil menusuk
Bung Karno dari belakang (kudeta yang merangkak) menjadikan Indonesia hingga
kini terjebak dalam berbagai krisis dan sulit kembali menjadi bangsa yang sehat
sehat.
Dalam
perkembangannya, Soeharto dan regim penerusnya tidak hanya menggunakan UI,
melainkan juga memanfaatkan para pelacur intelektual dari: ITB, UGM dan IPB.
Seperti diketahui, UI, ITB, IPB, dan UGM adalah institusi perguruan tinggi
negeri (PTN) tertua dan terbesar di Indonesia. Jadi, mereka adalah pencetak
para PNS (Pegawai Negeri sipil) terbanyak, tersenior dan terbesar di Indonesia,
dan alumni mereka menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan; dari pegawai
menengah (IIIA), eselon dua, eselon satu, dan menteri. Sayang sekali, masyarakat
telah memahami adanya istilah korupsi berjamaah dan birokrasi keranjang sampah –ini
ibarat mengatakan bahwa keempat PTN itu adalah produsen koruptor dan birokrat
keranjang sampah terbesar didunia (ingat prestasi KKN kita selalu nomor satu
atau tiga besar)! Melihat, memahami, dan mengalami sendiri berbagai krisis di
Indonesia, sudah sepatutnya kalau kita tidak perlu mensyukuri kehadiran ITB,
UI, UGM, dan IPB, mereka tidak membawa berkah dan rahmat ke masyarakat; atau
justru sebaliknya, kita harus merasa prihatin atas moral hazard dan tingkat
kecerdasan mereka, mereka yang dianggap kelompok terpandai di Indonesia
ternyata tidak pernah bisa membawa Indonesia ke bangsa yang mandiri, sejahtera,
adil, berwibawa, dan berkepribadian! Ternyata mereka, kalau diijinkan pembaca,
boleh diibaratkan dan boleh disebut sekedar sampah masyarakat yang terhormat
(sampah berdasi) dan sekedar alat politisi busuk atau alat negara asing dalam
membodohi bangsanya sendiri!
Mari Mewaspadai Mass Media Terutama TV
Regim
ORBA (dan bablasannya) menguasai hampir 75% mass media di Indonesia –maka
mereka dengan mudah menyusupkan manusia-manusianya melalui politik “kambing
putih”; dan sebaliknya melakukan character assasination/kambing hitam bagi
musuh-musuh politiknya! Seringkali mereka cukup memberi gaji tambahan bulanan
bagi para kuli tinta, tanpa harus mendirikan mass media corpooration, sungguh
jeli dan licik! Dengan menguasai mass media (media massa), maka mereka dapat
membentuk mind set (pola pikir) bangsa Indonesia sesuai kehendak mereka. Kambing
Putih adalah strategi memberikan gelar yang hebat agar didengar masyarakat dan
untuk mendongkrak dan menjadikan level nasional, contoh politik kambing putih
adalah:
– Prof. Sumitro (besan Soeharto): digelari Begawan Ekonomi, padahal anak-anaknya terlibat maha kejahatan (Prabowo Subianto: Pembantaian Cina Mei 98, dan Sudrajat J. dan Hasyim Djojohadikusumo: kasus BLBI, dan seterusnya), jadi mestinya begawan Durna (karena suka menipu Pendawa, muridnya sendiri!). Dijaman beliau, ekonomi kita mulai dijajah Barat!
–
Marie Muhammad: digelari Mister Clean, padahal saat beliaulah terjadi kasus
BLBI, jadi semestinya Mister berlepotan saja!
–
Zainudin MZ: digelari Dai Sejuta Umat, padahal dai politik untuk menggaet suara
pemilih! Semestinya digelari dai sejuta dollar, atas upahnya menipu umat Islam
melalui politisasi agama!
–
Tanri Abeng: digelari Manajer Satu Milyar, padahal dipakai untuk menghisap
BUMN! Semestinya manajer sejuta kasus, atas upahnya membuat BUMN menjadi sapi
perah politisi, petinggi militer dan polri!
–
Prof. Yuwono Sudarsono: penjaga setia dominasi Militer atas Sipil dan dwi
fungsi ABRI, maka ia diselundupkan ke LEMHANAS (alat intelektual militer) dan
kemudian menjabat MENHAN. Bagaimana para petinggi militer tidak pakar dalam
politik kalau pekerjaan utamanya beralih ke politik (sehingga tugas utamanya
terbengkelai, apalagi juga pelaku bisnis ilegal) yang menghasilkan account di
bank menjadi ukuran XL (puluhan milyar rupiah), yang semestinya ukuran S
(small) mengingat gaji pegawai negeri itu rendah sekali. Sementara itu, sipil,
yang digaji rendah sehingga sulit fokus pada bidangnya, yang berusaha menguasai
perpolitikan dengan baik dan etis selalu mereka ganggu dan gagalkan upayanya
untuk mendominasi kancah perpolitikan nasional!
–
Prof. Nazarudin Syamsudin dkk.: diselundupkan ke KPU untuk menjaga PEMILU agar
regim ORBA selalu menang atau minimal termasuk tiga besar.
–
Saat menjelang reformasi: Sri Mulyani dan Anwar Nasution (dosen UI) di
“roketkan”, seolah-olah mereka kritis terhadap regim ORBA, padahal mereka
diselundupkan demi mengamankan sisa hari Tua regim Soeharto/ORBA dari jamahan
hukum dibidang Keuangan dan demi dominasi asing!
–
Puncak politik kambing putih dan strategi penyelundupan adalah Amien Rais!
Beliau digelari tokoh/pelopor reformasi, padahal beliau diselundupkan untuk
membelokan reformasi dan menyelamatkan regim ORBA!
(Sampai
dengan sekarang, politik kambing putih terus dilaksanakan) Saat ini kedudukan
politik regim ORBA dan bablasannya amat sangat kuat, lihatlah posisi: Yusril Ihza
Mahendra (kesayangan Soeharto) menjadi Setneg (powerful sekali dalam memfilter
informasi ke presiden SBY); Miranda Gultom (kepala BI) dan Anwar Nasution
(ketua BPK): untuk melindungi ORBA dari segi keuangan atas kasus BLBI, dan
kasus besar lainnya (terutama di BUMN), agar sulit terungkap, padahal
mengungkap KKN itu mudah sekali, cukup mempelajari histori rekening para
pejabat dan tersangka secara mendalam dan tuntas, nah di sinilah faktor
keamanan regim Soeharto terjamin oleh Miranda Gultom dan Anwar Nasution; Jimmly
Asshidiqi (ketua MK): untuk melindungi ORBA dari segi hukum, agar berbagai
kasus pelanggaran HAM berat sulit terungkap; dan seterusnya …masih banyak
sekali. Mereka ini, pelacur intelektual sekaligus akademisi selebritis dari UI,
selalu dikonotasikan pandai dan bersih dalam mass media, padahal sebaliknya!
Saat
reformasi (1998) papan tulisan di Kampus UI Salemba yang berjudul: KAMPUS
PERJUANGAN ORDE BARU ditutup kain hitam, tanda malu dan berkabung; mungkin
sekarang sudah dibuka lagi dan ditulis ulang sebagai: “KAMPUS PERJUANGAN ORDE
BARU DAN BABLASANNYA, MENERIMA ORDER PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT WALAU
UNTUK MERUSAK BANGSA SENDIRI.”
Sebaliknya,
Kambing Hitam adalah strategi memberikan gelar yang sangat negatif agar mereka
tidak laku dimasyarakat (character assasination); contoh politik kambing hitam
adalah: di PKI kan, dikonotasikan radikal (Munir, Ditasari, dst), dikonotasikan
agen asing (Hendradi dan NGO/LSM yang baik dan bermoral).
Menonton
TV (dan mendengarkan radio) di Indonesia harus waspada –sebab banyak skenario
di belakangnya/terselubung; pada umumnya untuk membentuk opini yang pro Regim
ORBA dan bablasannya. Semakin sering seorang cendekiawan/akademisi/pengamat
muncul di TV, kita harus semakin waspada pada orang itu (alat Regim ORBA dan
bablasannya dan moralitasnya perlu diragukan)! Sebaliknya, semakin jarang,
semakin dapat dipercaya ke-idealismeannya! Sebagai contoh: pernah terjadi
dialog yang sangat menggelikan, WS Rendra tidak bisa dikontrol pembicaraannya
oleh Salim Said (pengamat militer, alat ORBA) dan Anhar Gonggong (pengamat
sejarah, alat ORBA); WS Rendra terus nerocos membahas rusaknya kebudayaan kita
akibat ORBA! Sejak saat itu, WS Rendra tidak pernah muncul lagi di dialog
Televisi! Jangan harap kita disuguhi dialog yang sering dengan orang yang
bermoral baik dan idealis seperti: Kwik Kian Gie, Mochtar Pabotinggi, Hendradi,
Teten Masduki/tokoh ICW, Dita Sari, Wardah Hafidz/ketua UPC, Munir, Jeffry
Winters, Faisal Basri, dst. Seandainya mereka muncul, slot waktunya paling
hanya singkat dan amat jarang; mereka dimunculkan kadang-kadang saja hanya
untuk sekedar mengelabui bahwa stasiun TV tersrbut adalah netral, padahal
tidak! Sebaliknya para pengamat/akademisi yang akan dikambing-putihkan akan
sering ditampilkan di semua mass media (media massa) terutama televisi dan
radio RRI. Jadi proses kelicikan politisi ORBA/Militer adalah:
–
pengkambing putihan, sampai tokoh itu menjadi tokoh nasional, biasanya diberi
gelaran khusus, misal: dai sejuta umat, begawan ekonomi, mister clean, manajer
satu milyar, dst.
– Seteleh menjadi tokoh nasional lalu dilakukan pengangkatan ybs. menjadi pejabat eselon tinggi termasuk menteri dan satffnya.
Namun
apa arti seseorang seandainya ia benar-benar bersih bagi lingkungan yang amat
kotor? Apa arti Kwik Kian Gie di Bappenas? Dapatkah seorang mengalahkan banyak
oknum saat rapat Bappenas? Apa arti seorang Baharudin Lopa bagi Mahkamah Agung?
Dapatkah ia sendirian mengalahkan para oknum saat rapat? Dst., dst. Itulah gaya
Orde Baru, untuk menenangkan massa, diangkat cukup satu orang saja (biasanya
yang sudah dikambing-putihkan) sebagai “pembersih” suatu departemen yang sudah
demikian bobrok. Apakah mungkin? Semestinya kalau mau membersihkan sesuatu yang
maha-rusak dan mahabesar organisasinya, yang diganti paling tidak 30% pejabat
kuncinya –termasuk sistemnya dirombak, tidak hanya menyelundupkan seorang saja!
Sungguh pembodohan bangsa yang luar biasa.
Pesan Penutup
Dengan
keterlibatan USA dalam kupdeta 1965, semestinya para korban PKI mempunyai alat
jitu dengan membuat masalah ini menjadi masalah internasional dengan strategi
tidak hanya menuntut regim militer Soehato, melainkan juga menuntut USA! Tentu
saja dengan melibatkan NGO level internasional; sayang sekali nalar para korban
1965 belum sampai kesitu! Dengan internasionalisasi masalah HAM berat, maka
kans untuk membawa yang bersangkutan ke kebenaran dan keadilan akan mudah
terlaksana! Karena visi/misi para konspirator/mafia 1965 (yang saat ini banyak yang
sudah berusia diatas 60 tahun) adalah: ”Jangan berani mengungkit masa lampau
kami dan hormati kami s/d kami meninggal. Setelah kami meninggal silahkan buka
borok-borok kami dan luruskan sejarahmu. Kalau kami masih hidup, jangan
sekali-kali kau berani melakukannya, atau negara ini akan kami obok-obok sampai
manusianya mabok. Hanya dengan bunga uang kami (hasil curian/merampok) yang
disimpan di luar negeri, kiranya sudah cukup untuk mengobok-obok Indonesia!
Ketahuilah dengan samar-samar bahwa TNI AD, Kepolisian, Badan Intelijen dan
Lembaga Peradilan masih dalam cengkeraman kami. Selain itu, telah kami
tempatkan penjaga setia kami yaitu para pakar/pelacur intelektual di posisi
yang strategis!” Memahami misi mereka, maka upaya membawa mereka ke justice –ke
pengadilan, kalau hanya level dalam negeri, hanya akan sia-sia saja! Demikian
pula dengan kasus pelanggaran HAM dan KKN berat yang lain!
Sebagai
penutup, tulisan di atas diambil dari artikel karangan Kwik Kian Gie di Jawa
Pos, edisi pertengahan Agustus 2005, dengan sedikit tambahan. Bila Anda merasa
artikel ini bagus dan bermanfaat untuk mencerdaskan kebudayaan bangsa
Indonesia, maka mohon diteruskan ke seluruh penjuru Indonesia dan dunia. Penulis
juga berharap agar tulisan ini jatuh ke tangan para dosen dan mahasiswa aktivis
di ITB, UI, UGM, ITS, UNAIR, UNDIP, UNIBRAW, UNPAD dan IPB, dengan maksud agar
mereka menyadari/memahami bahwa banyak dosen mereka yang menjadi oknum kelas
berat (level nasional atau bahkan internasional) dan yang sepantasnya dijadikan
musuh bangsa! Dan bagi Anda yang mempunyai: inteligensi, idealisme, moral,
dan etika yang baik, keprihatinan akan krisis di Indonesia, serta kemampuan
menulis, kami menghimbau Anda untuk menulis di Internet yang bebas, kritis,
lugas dan pembacanya mencapai seluruh dunia! Selamat berkarya.
7 komentar:
Mohon Ijin republish di https://ahmadsamantho.wordpress.com/2016/07/27/soeharto-cia-kudeta-bung-karno-dan-mafia-ui-berkerley-univesity/
AKHIR TAHUN PINJAMAN DI RATE SANGAT RENDAH.
Halo, aku Mrs. Sandra Ovia, pemberi pinjaman uang pribadi, yang Anda dalam utang? Anda membutuhkan dorongan keuangan? pinjaman untuk mendirikan sebuah bisnis baru, untuk bertemu dengan tagihan Anda, memperluas bisnis Anda di tahun ini dan juga untuk renovasi rumah Anda. Aku memberikan pinjaman untuk lokal, internasional dan juga perusahaan pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%. Anda dapat menghubungi kami melalui Email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Anda dipersilakan untuk perusahaan pinjaman kami dan kami akan memberikan yang terbaik dari layanan kami.
Ini luar biasa saat saya mengira semua telah selesai dengan saya Ibu Iskandar datang untuk menyelamatkan saya. Saya sangat berhutang sejauh orang-orang yang saya pinjam uang dari geng melawan saya dan kemudian membuat saya ditangkap sebagai akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan maka masa rahmat diberikan kepada saya saat saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan mencari uang untuk membayar semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada beberapa kreditur sah online sehingga saya harus mencari Karena melalui blog saya berualang kali tertipu tapi ketika saya menemukan Ibu Iskandar CEO ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM, Tuhan mengarahkAan saya ke iklannya melalui blog karena daya tarik saya terhadapnya adalah benar-benar mukjizat mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak menderita karena itulah dia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya menerapkannya dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam dua hari saya dikreditkan dengana jumlah pasti yang saya berikaan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Kredit Tanpa Agunan (KTA) sama seperti saya berbicara dengan Anda sekarang saya telah dapat menghapus semua hutang saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan apa pun keputusan saya tidak punya urusan dengan Polisi lagi saya sekarang adalah wanita merdeka. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti saya silahkan hubungi Ibu melalui BBM-nya: {D8980E0B} atau melalui email perusahaan: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) Anda tidak dapat memperdebatkan fakta bahwa di dunia kesulitan ini Anda memerlukan seseorang untuk membantu Anda mengatasi gejolak keuangan dalam hidup Anda dengan satu atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ibu Iskandar di alamat di atas sehingga bisa mengatasi kemerosotan keuangan dalam hidup Anda. Anda bisa menghubungi saya melalui email berikut: (anggaannisa1979@gmail.com)) selalu bersikap positif dengan Ibu Iskandar dia akan melihat Anda melalui semua tantangan finansial Anda dan kemudian memberi Anda sebuah tampilan baru finansial.
Saya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)
Saya Ny. Pertiwi Gesang dari Pangkal pinang Indonesia, ini email saya jika Anda ingin menghubungi saya: pertiwigesang@gmail.com. Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang platform ini tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman sebesar 90 jt untuk modal ventura dari pemberi pinjaman yang sah karena, saya telah jatuh ke dalam utang dan saya telah mencoba untuk meminjam uang dari bank dan pemberi pinjaman online tetapi saya selalu gagal dan saya bahkan scam dan kehilangan Rp7 juta saya menjadi bosan hidup sampai saya melihat kesaksian ibu Ashraff Nabilah di platform ini tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Rika Anderson Loan Comapny, dan saya bisa mendapatkan alamat email mereka dan saya menghubungi mereka, seperti Saya menjawab CEO, Mrs. Rika Anderson, minggu lalu, saya mengajukan pinjaman dari mereka dan saya terkejut, pinjaman saya disetujui dan setelah 28 jam aplikasi saya, jumlah Rp250.000.000 ditransfer ke akun saya. Saya ingin menyarankan semua orang untuk mencari perusahaan pinjaman yang sah untuk menghubungi Ms Rika Anderson, CEO Rika Anderson Loan Comapny melalui email ini: rikaandersonloancompany@gmail.com Whatsapp: +19147057484 dan dapatkan pinjaman.
Saya Ny. Pertiwi Gesang dari Pangkal pinang Indonesia, ini email saya jika Anda ingin menghubungi saya: pertiwigesang@gmail.com. Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang platform ini tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman sebesar 90 jt untuk modal ventura dari pemberi pinjaman yang sah karena, saya telah jatuh ke dalam utang dan saya telah mencoba untuk meminjam uang dari bank dan pemberi pinjaman online tetapi saya selalu gagal dan saya bahkan scam dan kehilangan Rp7 juta saya menjadi bosan hidup sampai saya melihat kesaksian ibu Ashraff Nabilah di platform ini tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Rika Anderson Loan Comapny, dan saya bisa mendapatkan alamat email mereka dan saya menghubungi mereka, seperti Saya menjawab CEO, Mrs. Rika Anderson, minggu lalu, saya mengajukan pinjaman dari mereka dan saya terkejut, pinjaman saya disetujui dan setelah 28 jam aplikasi saya, jumlah Rp250.000.000 ditransfer ke akun saya. Saya ingin menyarankan semua orang untuk mencari perusahaan pinjaman yang sah untuk menghubungi Ms Rika Anderson, CEO Rika Anderson Loan Comapny melalui email ini: rikaandersonloancompany@gmail.com Whatsapp: +19147057484 dan dapatkan pinjaman.
Apakah Anda seorang pria atau wanita bisnis? Apakah Anda dalam kekacauan keuangan atau apakah Anda memerlukan dana untuk memulai bisnis Anda sendiri? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk memulai Skala Kecil dan usaha menengah yang baik? Apakah Anda memiliki skor kredit yang rendah dan Anda kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya ?. Pelamar yang tertarik harus Menghubungi kami melalui email: BBM INVITE: {D8980E0B}
WhatsApp Only: {+ 33753893351}
Email: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
Pinjaman kami diasuransikan dengan baik untuk keamanan maksimum adalah prioritas kami, Tujuan utama kami adalah untuk membantu Anda mendapatkan layanan yang layak Anda dapatkan, Program kami adalah cara tercepat untuk mendapatkan apa yang Anda butuhkan dalam sekejap. Kurangi pembayaran Anda untuk mengurangi beban pada pengeluaran bulanan Anda. Dapatkan fleksibilitas yang dapat Anda gunakan untuk tujuan apa pun mulai dari liburan, pendidikan, hingga pembelian unik. Pelamar yang tertarik harus Menghubungi kami melalui email: BBM INVITE: {D8980E0B} WhatsApp Only :: {+ 33753893351}
Email: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
Kami menawarkan berbagai layanan keuangan yang meliputi: Perencanaan Bisnis, Keuangan Komersial dan Pengembangan, Properti dan Hipotek, Pinjaman Konsolidasi Utang, Pinjaman Bisnis, Pinjaman Pribadi, Pinjaman Pembiayaan Rumah dengan tingkat bunga rendah sebesar 1,00% per annul untuk perorangan, perusahaan dan badan perusahaan. Dapatkan yang terbaik untuk keluarga Anda dan miliki rumah impian Anda juga dengan skema Pinjaman Umum kami. Pelamar yang tertarik harus Menghubungi kami melalui BBM INVITE: {D8980E0B}
WhatsApp Only :: {+ 33753893351}
Email: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
Posting Komentar