Dalam dunia fisika
kita mengenal adanya dimensi ekstra, di mana menurut fisika partikel setidaknya
ada sepuluh dimensi ruang dan demensi waktu yang ada dalam penciptaan alam
semesta. Jika ruang yang kita tempati ini adalah ruang material tempat
planet-planet dan galaksi-galaksi, maka dimensi di luar dimensi kita adalah
ruang immaterial.
Sementara itu dunia
kita adalah tiga dimensi ruang dan waktu –dunia yang kita tempati saat ini, hingga
kita bisa melihat benda-benda yang berada di dimensi kita. Sedangkan enam
dimensi lainnya ada di alam semesta sebagai dimensi yang sangat kompak yang
membungkus dimensi kita.
Ruang 3 dimensi
dibungkus oleh ruang 4 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan pertama.
Ruang 4 dimensi
dibungkus oleh ruang 5 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan kedua.
Ruang 5 dimensi
dibungkus oleh ruang 6 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan ketiga.
Ruang 6 dimensi
dibungkus oleh ruang 7 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan keempat.
Ruang 7 dimensi
dibungkus oleh ruang 8 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan kelima.
Ruang 8 dimensi
dibungkus oleh ruang 9 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan keenam.
Ruang 9 dimensi
dibungkus oleh ruang 10 dimensi, anggap saja ini adalah lapisan ketujuh.
Makhluk di ruang
dimensi 3 tidak akan bisa melihat makhluk yang ada di ruang dimensi 4, tetapi
ini tidak berlaku sebaliknya, sedangkan makhluk di ruang dimensi 4 bisa melihat
makhluk di ruang dimensi 3, begitu seterusnya –yang pada dasarnya makhluk di
suatu dimensi tidak akan mampu melihat makhluk yang berada di dimensi yang
lebih tinggi, sedangkan makhluk di dimensi yang lebih tinggi akan mampu melihat
makhluk yang berada di dimensi lebih rendah. Dengan demikian misalnya ada
makhluk di ruang dimensi 5, maka dia bisa melihat makhluk di ruang dimensi 4
dan 3. Dan begitulah seterusnya.
Untuk Mempermudah Memahaminya Dapat Kita Uraikan Seperti
Ini:
Bayangkan kita
sebagai pengamat alam semesta yang di dalamnya hanya berisi dua dimensi ruang
(katakanlah x dan y), sehingga perlu satu dimensi lagi (katakanlah z) dari pada
makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya di dua alam dimensional ini. Katakanlah
Budi memandang Roni, maka Budi hanya melihat satu sisi Roni dalam satu waktu
(bagian depan, bagian belakang, samping kiri ataukah samping kanan) tergantung
di mana posisi Budi, yang bentuknya hanya bidang, Budi tidak akan mampu melihat
Roni secara utuh dalam satu waktu. Untuk mengetahui Roni secara utuh maka Budi
harus mengelilingi Tubuh Roni, sehingga gambaran tubuh Roni secara utuh hanya
ada pada pikiran Budi.
Meskipun demikian,
sebagai pengamat, dari dunia tiga dimensional kita bisa melihat Budi dan Roni
secara keseluruhan. Andai Budi atau Roni bersembunyi di dalam kamar, maka kita
sebagai pengamat masih bisa melihatnya karena dinding temboknya tidak meluas ke
dimensi kita, tetapi mereka tidak bisa melihat kita sebagai pengamat. Dengan
memahami tentang ruang dimensional ini, kita bisa memahami mengapa malaikat dan
Tuhan tidak bisa kita lihat.
Mengapa Tuhan Tidak
Bisa Kita Lihat?
Allah SWT berfirman:
“Dan tatkala Musa datang
untuk pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman kepadanya,
berkatalah Musa, Yaa Tuhanku, tampakkanlah kepadaku agar aku melihat kepada
Engkau, Tuhan berfirman, kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi
lihatlah ke bukit itu maka jika ia tetap di tempatnya niscaya kamu dapat
melihat-Ku. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikan-Nya
gunung itu hancur luluh dan Musa-pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali dia berkata: Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang
yang pertama-tama beriman” (al Qur’an Surah Al-A’raaf: 143)
Jika kita percaya dan
menyakini bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan, maka kesepuluh dimensi
yang membentuk alam semesta dijalankan oleh Tuhan. Karena Dia yang telah
menciptakan Dimensi Ruang dan Dimensi Waktu di alam semesta ini. Kita yang
berada di ruang dimensi 3 dan waktu, tidak akan mampu melihat segala sesuatu
yang berada di ruang dimensi 4 sampai dengan 10, kecuali jika ada makhluk dari
dimensi lain yang masuk ke dalam dimensi kita. Apalagi melihat yang menjalankan
dan menciptakan dimensi-dimensi ruang dan waktu tersebut, yaitu Tuhan. Tuhan
tidak butuh dimensi untuk memempatkan di mana diri-Nya, karena Dia ada sebelum
dimensi ruang dan waktu tercipta dan Tuhan Kuasa untuk melihat seluruh
makhluknya tanpa terkecuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar