Moderator:
John Coatsworth, Dekan Fakultas International and Public Affairs,
Columbia University. Pengantar: Lee Bollinger, Presiden Columbia
University, New York City, New York; Waktu: 24 September 2007.
AHMADINEJAD: Yang terhormat,
akademisi, para ilmuwan, dan para mahasiswa, saya percaya bahwa anugerah
terbesar Tuhan bagi manusia adalah ilmu dan pengetahuan. Pencarian manusia akan
pengetahuan dan kebenaran melalui ilmu adalah apa yang dijamin sebagai upaya
mendekat kepada Tuhan, tetapi ilmu haruslah dikombinasikan dengan kemurnian roh
manusia sehingga para ilmuwan dapat menyingkap selubung kebenaran lalu
menggunakan kebenaran itu untuk memajukan kepentingan-kepentingan kemanusiaan. Para
ilmuwan tersebut bukan hanya menjadi orang-orang yang akan memandu umat
manusia, tetapi juga memandu umat manusia ke arah masa depan, masa depan yang
lebih baik. Dan kekuatan-kekuatan besar tidak membiarkan umat manusia untuk
terlibat dalam aktivitas-aktivitas monopolistik serta mencegah negara-negara
lain untuk meraih kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah anugerah
ilahi dari Tuhan kepada setiap manusia, dan oleh karena itu, ia harus tetap
murni.
Tuhan
menyadari semua realitas. Semua peneliti dan ilmuwan dicintai oleh Tuhan. Maka
saya berharap akan ada satu hari nanti ketika para ilmuwan dan saintis tersebut
memerintah dunia dan Tuhan itu sendiri akan datang bersama Musa, Kristus, dan
Nabi Muhammad untuk memerintah dunia ini dan untuk membawa kita ke arah keadilan.
Saya berterima kasih kepada anda sekarang, tetapi mengacu kepada dua poin yang
dikatakan di pengantar tadi mengenai saya, maka saya terbuka bagi setiap
pertanyaan.
Tahun
lalu, saya akan katakan dua tahun lalu, saya mengangkat dua pertanyaan. Anda
tahu bahwa tugas utama saya adalah dosen universitas. Sekarang sebagai presiden
Iran, saya masih mengajar di level pascasarjana dan doktoral setiap minggunya.
Mahasiswa saya banyak bekerja dengan saya dalam bidang-bidang ilmiah. Saya
percaya bahwa saya adalah seorang akademisi. Maka, Saya berbicara dengan anda
dari sudut pandang akademis. Dan saya angkat dua pertanyaan. Tetapi alih-alih
mendapatkan tanggapan, saya malah menerima gelombang hujatan dan tuduhan, dan
sayangnya, mereka kebanyakan datang dari kelompok-kelompok yang mengklaim
percaya akan kebebasan berbicara dan kebebasan untuk informasi. Anda pasti tahu
bahwa Palestina adalah luka yang berusia tua, sama tuanya dengan 60 tahun.
Selama
60 tahun, orang-orang ini diusir; selama 60 tahun, orang-orang ini terus
dibunuhi; selama 60 tahun, sehari-harinya, selalu ada konflik dan teror; selama
60 tahun, wanita-wanita dan anak-anak yang tidak bersalah dibinasakan;
dihancurkan, dan dibunuh oleh helikopter-helikopter dan pesawat-pesawat tempur
yang menghancurkan rumah-rumah dari atas kepala mereka; selama 60 tahun,
anak-anak usia sekolah dipenjarakan dan disiksa; selama 60 tahun, keamanan di
Timur Tengah berada dalam bahaya; selama 60 tahun, slogan ekspansionisme “Dari
Nil hingga Efrat” terus digemakan kelompok-kelompok tertentu di bagian dunia
tersebut.
Dan
sebagai seorang yang akademis, saya ajukan dua pertanyaan, dua pertanyaan yang
sama yang saya akan ajukan lagi di sini. Dan anda dapat menilai apakah tanggapan
kepada pertanyaan-pertanyaan itu haruslah berupa hujatan dan tudingan, atau
semua kata dan propaganda yang negatif, atau haruskah kita benar-benar mencoba
menghadapi dua pertanyaan ini dan bereaksi terhadap mereka? Seperti anda,
seperti umumnya para akademisi, saya akan berupaya diam sampai saya mendapat
jawaban. Maka, saya sedang menunggu jawaban logis alih-alih hujatan-hujatan.
Pertanyaan
pertama saya adalah jika memang Holocaust itu kenyataan yang terjadi pada masa
kita, suatu sejarah yang terjadi, mengapakah tidak ada riset yang cukup yang dapat
mendekati topik ini dari perspektif-perspektif yang berbeda? Sahabat-sahabat
kita merujuk kepada 1930 sebagai titik awal bagi perkembangan ini;
bagaimanapun, saya mempercayai Holocaust, dari apa yang kita baca, telah
terjadi selama Perang Dunia II setelah 1930 pada 1940-an. Maka, anda tahu, kita
harus benar-benar mampu melacak peristiwa itu.
Pertanyaan
saya sederhana. Ada peneliti-peneliti yang ingin mendorong topik ini dari suatu
perspektif yang berbeda. Lalu, mengapa mereka dimasukkan ke dalam penjara?
Sekarang ini, ada sejumlah akademisi Eropa yang dikirim ke penjara karena
mereka mencoba untuk menulis tentang Holocaust. Peneliti-peneliti dari suatu
perspektif yang berbeda mencoba mempertanyakan aspek-aspek tertentu tentangnya.
Pertanyaan saya adalah mengapa hal ini tidak terbuka bagi semua bentuk riset?
Saya diberi tahu bahwa sudah terdapat cukup riset mengenai topik ini. Dan saya
bertanya, ketika berkaitan dengan topik-topik seperti kebebasan, topik-topik
seperti demokrasi, konsep-konsep dan norma-norma seperti Tuhan, agama, fisika,
bahkan kimia, terdapat banyak riset, tetapi kita masih melanjutkan lebih banyak
riset dalam topik-topik itu. Bahkan, kita mendorongnya. Namun, kenapakah kita
tidak mendorong lebih banyak riset mengenai suatu peristiwa historis yang sudah
menjadi akar dan penyebab banyak bencana besar di kawasan pada masa dan zaman
ini? Tidakkah seharusnya ada lebih banyak riset mengenai penyebab utamanya?
Itulah pertanyaan pertama saya.
Dan
pertanyaan kedua saya, mengingat peristiwa historis ini, jika memang suatu
kenyataan, maka kita masih perlu mempertanyakan apakah rakyat Palestina harus
menanggungnya ataukah tidak. Bagaimanapun, peristiwa itu terjadi di Eropa.
Bangsa Palestina tidak punya peran di dalamnya. Jadi kenapakah orang-orang
Palestina harus terus menanggung akibat suatu peristiwa yang tidak ada
kaitannya dengan mereka? Rakyat Palestina tidak melakukan kejahatan apa pun.
Mereka tidak punya peran dalam Perang Dunia II. Mereka hidup bersama masyarakat
Yahudi dan Kristen secara damai pada masa tersebut. Mereka tidak mempunyai
permasalahan. Dan hari ini, juga, Yahudi, orang-orang Kristen, dan Muslim hidup
bersaudara di seluruh dunia ini, dan di banyak benua. Mereka tidak mempunyai
permasalahan yang serius.
Tetapi
apa sebabnya rakyat Palestina harus membayar semua ini, orang-orang Palestina
yang tidak bersalah? Lima juta orang terus diusir dan menjadi
pengungsi-pengungsi dari perang selama 60 tahun—tidakkah ini suatu kejahatan?
Adakah bertanya mengenai kejahatan-kejahatan ini merupakan suatu kejahatan
dengan sendirinya? Mengapa seorang akademisi, diri saya, menghadapi hujatan
ketika mengajukan pertanyaan-pertanya an seperti ini? Inikah yang kalian sebut
sebagai kebebasan dan menegakkan kebebasan berpikir?
Dan
perihal topik kedua, yakni isu nuklir Iran—saya tahu ada batas waktu tetapi
saya membutuhkan waktu lebih. Maksud saya, banyak waktu yang telah diambil dari
saya (Ahmadinejad tampaknya diperingatkan soal waktu).
Kami
adalah sebuah negara. Kami adalah anggota International Atomic Energy Agency.
Selama lebih daripada 33 tahun, kami adalah negara anggota agensi itu. Hukum
agensi itu dengan tegas menyatakan bahwa semua negara anggota mempunyai hak
untuk teknologi bahan bakar nuklir yang damai. Ini adalah pernyataan tegas dan eksplisit
yang dibuat di dalam hukum itu. Dan hukum itu mengatakan bahwa tidak ada alasan
atau dalih, bahkan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan IAEA sendiri, yang
dapat mencegah hak negara anggota untuk memiliki hak itu.
Tentu
saja, IAEA bertanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan-pemeriksaan. Kami
adalah salah satu negara yang telah melaksanakan jumlah terbanyak dari level
kerja sama dengan IAEA. Mereka setiap jam, minggu, dan hari melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan di dalam negeri kami. Dan berulang-ulang kali,
laporan-laporan agensi itu menunjukkan bahwa aktivitas nuklir Iran bersifat
damai, bahwa mereka tidak mendeteksi suatu penyimpangan, dan bahwa mereka telah
menerima kerja sama positif dari Iran. Tetapi sayangnya, dua atau tiga kekuatan
monopolistik, kekuatan-kekuatan yang egois, ingin memaksa kata-kata mereka
terhadap bangsa Iran dan mengingkari hak mereka. Mereka terus mengatakan—satu
menit. (tertawa, tepuk tangan.)
Mereka
mengatakan kepada kami jangan anda biarkan hal itu terjadi—mereka tidak akan
membiarkan mereka memeriksa. Mengapa tidak? Tentu saja kami bisa. Bagaimana
mungkin anda mempunyai hak itu sementara kami tidak? Kami ingin mempunyai hak
untuk energi nuklir damai. Mereka mengatakan kepada kami, “Jangan membuatnya
sendiri. Kami akan memberikannya kepada anda.”
Pada
masa. lalu, saya katakan kepada anda, kami memiliki kontrak dengan pemerintah
AS, dengan pemerintah Inggris, pemerintah Prancis, pemerintah Jerman, dan
pemerintah Kanada dalam pengembangan nuklir untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi
secara sepihak, masing-masing mereka membatalkan kontrak-kontrak mereka dengan
kami, sebagai hasilnya bangsa Iran harus membayar biaya yang banyak dalam
milyaran dolar.
Kenapa
kami memerlukan bahan bakar dari kalian? Kalian bahkan tidak memberikan kepada
kami sukucadang pesawat terbang yang kami perlukan untuk maskapai penerbangan
sipil selama 28 tahun, di bawah nama embargo dan sanksi-sanksi, karena kami
melawan, sebagai contoh, “hak asasi manusia atau kebebasan”? Di bawah dalih
itu, anda menyangkal hak kami bagi teknologi itu? Kami ingin mempunyai hak
untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen.
Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami sukucadang
pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan
kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?
Selama
30 tahun kami menghadapi problem-problem tersebut; lebih daripada 5 milyar
dolar kepada Jerman dan lalu kepada Rusia, tetapi kita tidak pernah mendapatkan
apa pun, dan yang terburuk belum diselesaikan. Ini adalah hak kami, kami
menghendaki hak kami, dan kami tidak menghendaki apa pun di luar hukum, tidak
kurang dari apa yang hukum internasional katakan. Kami adalah bangsa yang cinta
damai. Kami mencintai semua bangsa. (Tepuk tangan, sorak-sorak, dan cemooh.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden,
pernyataan-pernyata an anda di sini hari ini dan di masa lalu telah memicu
munculnya banyak pertanyaan yang saya akan sampaikan kepada anda atas nama para
mahasiswa dan fakultas yang sudah menyerahkan semua itu kepada saya.
Izinkan
saya mulai dengan pertanyaan…
AHMADINEJAD: (Dalam bahasa
Inggris), satu persatu, satu persatu.
COATSWORTH: Satu persatu, ya.
(Tepuk tangan.)
Pertanyaan
pertama adalah: Apakah Anda atau pemerintah anda tengah mengupayakan
penghancuran negara Israel sebagai sebuah negara Yahudi?
AHMADINEJAD: Kami mencintai
semua bangsa. Kami bersahabat dengan orang-orang Yahudi. Terdapat banyak Yahudi
di Iran yang hidup damai dengan keamanan. Anda harus memahami bahwa dalam
konstitusi kami, dalam hukum kami, dalam pemilihan-pemilihan parlemen, bagi
setiap 150,000 orang, kami mendapatkan satu wakil di parlemen. Bagi masyarakat
Yahudi, seperlima dari jumlah itu saja, mereka sudah mendapatkan satu wakil
mandiri di parlemen. Maka proposal kami kepada penderitaan bangsa Palestina
adalah sebuah proposal yang demokratis dan berperikemanusiaan.
Apa
yang kami katakan adalah bahwa untuk memecahkan persoalan 60 tahun ini, kita
harus membiarkan orang-orang Palestina untuk memutuskan masa depan mereka
sendiri. Ini sesuai dengan semangat Piagam PBB dan prinsip-prinsip pokok yang
diabadikan di dalamnya. Kita harus membiarkan orang Yahudi-Palestina,
Muslim-Palestina, dan Kristen-Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri
melalui sebuah referendum yang bebas. Apa pun yang mereka pilih sebagai sebuah
bangsa, maka semua orang harus menerima dan menghormatinya. Tidak boleh ada
orang yang ikut campur dalam urusan-urusan bangsa Palestina. Jangan sampai ada
orang yang menabur benih perselisihan. Tidak boleh ada siapa pun yang
membelanjakan milyaran dolar untuk memperlengkapi dan mempersenjatai satu
kelompok di sana.
Kami
katakan biarkan bangsa Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri,
untuk memiliki hak menentukan nasib sendiri. Ini adalah apa yang kami katakan
sebagai bangsa Iran. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden,
menurut saya, banyak pendengar kita yang ingin mendengar sebuah jawaban yang
lebih jelas kepada pertanyaan itu (disela oleh sorak-sorak, tepuk tangan). Pertanyaannya
ialah: apakah anda atau pemerintah anda mengupayakan penghancuran negara Israel
sebagai sebuah negara Yahudi? Dan saya pikir anda bisa menjawab pertanyaan itu
dengan satu kata sederhana, ya atau tidak. (Bersorak, tepuk tangan.)
AHMADINEJAD: Maka anda
menghendaki jawaban dengan cara yang anda ingin dengar. Well, ini bukan
kebebasan arus informasi yang sesungguhnya. Saya hanya mengatakan kepada anda
di mana posisi saya dan apa pendapat saya. (Tepuk tangan.) Saya bertanya kepada
anda, apakah isu Palestina merupakan isu internasional yang penting ataukah
tidak? Tolong katakan, ya atau tidak. (Tertawa, tepuk tangan.) Ada penderitaan
sebuah bangsa.
MR. COATSWORTH: Jawaban atas
pertanyaan anda adalah ya. (Tertawa.)
AHMADINEJAD: Baik, terima
kasih atas kerja sama anda. Kita mengakui ada masalah di sana yang terus
berlangsung selama 60 tahun. Setiap orang menyampaikan solusi masing-masing,
dan solusi kami adalah referendum yang bebas. Biarkan referendum ini terjadi,
dan lalu anda akan melihat apa hasilnya. Biarkan orang-orang Palestina dengan
bebas memilih apa yang mereka inginkan untuk masa depan mereka. Dan, lalu apa
yang anda kehendaki di dalam pikiran anda untuk terjadi, itu akan terjadi dan
akan terealisasi. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Yang diajukan
Presiden Bollinger sebelumnya dan yang datang dari sejumlah mahasiswa, adalah
mengapa pemerintah anda menyediakan bantuan bagi teroris-teroris? Apakah Anda
akan berhenti melakukan hal itu dan mengizinkan pemantauan internasional untuk
menjamin bahwa anda sudah menghentikannya?
AHMADINEJAD: Baik, saya akan
ajukan satu pertanyaan di sini kepada anda. Jika seseorang datang dan
meletuskan bom di sekitar Anda, mengancam presiden anda, para anggota
pemerintahan anda, membunuh para anggota senat atau kongres, bagaimana anda
akan memperlakukan mereka? Akankah anda akan memberi mereka penghargaan atau
anda akan menyebut mereka kelompok teroris? Baiklah, itu jelas. Anda akan
menyebut mereka teroris. Sahabat saya yang terhormat, bangsa Iran adalah korban
terorisme. 26 tahun yang lalu, di tempat saya bekerja, dekat dengan tempat saya
bekerja, dalam sebuah operasi teroris, presiden dan perdana menteri yang
dipilih bangsa Iran kehilangan hidup mereka dalam suatu ledakan bom.
Satu
bulan kemudian, dalam operasi teroris yang lain, 72 anggota parlemen kami dan
pejabat-pejabat tinggi kami, termasuk empat menteri dan delapan wakil menteri,
tubuh-tubuh mereka hancurkan berkeping-keping sebagai hasil serangan teroris.
Dalam enam bulan, lebih daripada 4,000 orang Iran tewas, dibunuh kelompok
teroris, yang semua ini dilakukan oleh tangan satu kelompok teroris tunggal.
Sangat disesalkan, kelompok teroris yang sama itu sekarang, hari ini, di dalam
negeri anda, sedang melakukan operasi-operasi dengan dukungan pemerintah AS,
bekerja dengan bebasnya, mendistribusikan deklarasi-deklarasi dengan bebasnya.
Dan kamp-kamp mereka di Irak didukung oleh pemerintah AS. Mereka dijamin aman
oleh pemerintah AS.
Bangsa
kami sudah dirugikan oleh aktivitas teroris. Kami adalah bangsa yang pertama
menolak terorisme dan yang pertama menegakkan kebutuhan untuk melawan
terorisme. (Tepuk tangan.) Kita perlu menangani penyebab utama terorisme dan
membasmi penyebab-penyebab utama itu. Kami hidup di Timur Tengah. Bagi kami,
adalah sungguh jelas kekuatan-kekuatan mana saja yang melahirkan
teroris-teroris, mendukung mereka, dan mendanai mereka. Kami mengetahui hal
itu. Bangsa kami, bangsa Iran, sepanjang sejarah, selalu membuka diri untuk
persahabatan dengan negara-negara lain. Kami adalah bangsa yang berbudaya. Kita
tidak perlu memohon pertolongan terorisme.
Kami
sendiri adalah korban-korban terorisme, dan patut disesalkan bahwa orang-orang
yang berkoar sedang melawan terorisme, alih-alih mendukung rakyat dan bangsa
Iran, alih-alih memerangi teroris-teroris yang sedang menyerang mereka, mereka
malah mendukung teroris-teroris dan kemudian menudingkan telunjuk kepada kami.
Ini adalah hal paling disesalkan.
MR. COATSWORTH: Serangkaian
pertanyaan lebih lanjut akan menantang pandangan anda mengenai Holocaust.
Karena bukti bahwa peristiwa ini terjadi di Eropa pada 1940-an sebagai hasil
dari tindakan-tindakan pemerintah Nazi Jerman, karena bahwa—fakta-fakta itu
dengan baik didokumentasikan, mengapa anda meminta riset tambahan? Sepertinya
tidak ada tujuan dalam melakukan hal itu, selain dari mempertanyakan apakah
Holocaust benar-benar terjadi sebagai satu fakta historis. Dapatkah anda
menjelaskan mengapa anda percaya lebih banyak riset diperlukan dalam kaitan
dengan fakta-fakta yang tak dapat dipertentangkan?
AHMADINEJAD: Terima kasih
banyak untuk pertanyaan anda. Saya adalah seorang akademisi, dan anda juga.
Dapatkah anda berpendapat bahwa meneliti suatu fenomena selesai untuk
selamanya? Dapatkah kita menutup buku mengenai suatu peristiwa historis?
Terdapat perspektif-perspektif yang berbeda yang muncul setelah setiap riset
selesai. Mengapa kita menghentikan riset sama sekali? Mengapa kita harus
menghentikan kemajuan ilmu dan pengetahuan? Anda seharusnya tidak bertanya
kepada saya mengapa saya bertanya. Anda harusnya bertanya kepada diri anda
sendiri mengapa anda berpikir bahwa peristiwa itu tidak perlu dipertanyakan
lagi.
Mengapa
anda ingin menghentikan kemajuan ilmu dan riset? Apakah anda pernah menemukan
apa yang disebut absolut di dalam fisika? Kita mempunyai prinsip-prinsip di
dalam matematika yang dinyatakan bersifat absolut selama lebih daripada 800
tahun, tetapi ilmu pengetahuan yang baru telah membebaskan absolutisme itu ke
arah logika-logika yang berbeda dalam melihat matematika, dan hal semacam itu
telah mengubah cara kita memandangnya sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara
keseluruhan setelah 800 tahun. Jadi, kita harus membiarkan peneliti-peneliti,
para ilmuwan, untuk menyelidiki segalanya, setiap fenomena—Tuhan, alam semesta,
manusia, sejarah, dan peradaban. Mengapa kita harus menghentikan itu?
Saya
tidak sedang mengatakan bahwa peristiwa itu tidak terjadi sama sekali. Ini
bukan penilaian yang saya sampaikan di sini. Saya katakan pada pertanyaan saya
yang kedua, jika memang ini terjadi, lalu apa hubungannya dengan bangsa
Palestina? Ini pertanyaan yang serius. Terdapat dua dimensi. Dalam pertanyaan
pertama, saya…
COATSWORTH: Izinkan saya
memperdalam ini sedikit lebih jauh. Sulit untuk memulai suatu diskusi ilmiah
jika tidak ada setidaknya beberapa dasar—beberapa dasar empiris, beberapa
kesepakatan mengenai apa yang menjadi fakta-fakta. Jadi, menuntut riset
terhadap fakta-fakta yang berkedudukan sangat kuat; menunjukkan tantangan
terhadap fakta-fakta itu sendiri dan suatu pengingkaran bahwa sesuatu yang
mengerikan telah terjadi pada tahun-tahun tersebut di Eropa. (Tepuk tangan.)
Izinkan
saya melanjutkan ke…
AHMADINEJAD: Izinkan saya.
Bagaimanapun, anda bebas menafsirkan apa yang anda inginkan dari apa yang saya
katakan. Tetapi apa yang saya katakan telah saya katakan dengan kejelasan. Pada
pertanyaan pertama, saya berupaya untuk membela hak-hak para ilmuwan Eropa.
Dalam wilayah sains dan riset, tidak ada sesuatu yang diketahui sebagai
absolut. Tidak ada sesuatu yang secara memadai dilakukan, bahkan dalam fisika
sekalipun. Ada lebih banyak riset dalam fisika ketimbang yang dilakukan
terhadap Holocaust, tetapi kita masih terus melakukan riset terhadap fisika.
Tidak ada yang salah dalam melakukan hal itu.
Inilah
yang manusia kehendaki. Mereka ingin mendekati suatu topik dari sudut-sudut
pandang yang berbeda. Para ilmuwan ingin melakukan itu. Khususnya, sebuah isu
yang telah menjadi dasar dari begitu banyak perkembangan politik yang terjadi
di Timur Tengah selama 60 tahun. Mengapa kita harus menghentikannya sama
sekali? Anda harus memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk melakukan hal
itu. Fakta yang telah diteliti pada masa lalu tidak cukup menjadi justifikasi
di dalam pikiran saya.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden,
mahasiswa lain bertanya, wanita-wanita Iran kini tercerabut dari hak-hak dasar
manusia, dan pemerintah anda memaksakan hukuman-hukuman yang kejam, termasuk
eksekusi terhadap warga Iran yang homoseks. Mengapa anda melakukan berbagai hal
itu?
AHMADINEJAD: Yang ada di Iran
adalah kebebasan yang genuine. Rakyat Iran bebas. Wanita di Iran menikmati
level paling tinggi dari kebebasan. Kami mempunyai dua deputi—dua wakil
presiden yang adalah wanita pada level paling tinggi; demikian pula di
parlemen, pemerintahan, dan universitas kami. Mereka hadir di bidang-bidang
bioteknologi dan teknologi. Ada ratusan ilmuwan wanita yang juga aktif di dunia
politik. Tidaklah benar jika beberapa pemerintahan, ketika mereka tidak setuju
dengan pemerintah yang lain, mencoba menyebarkan kebohongan yang menyimpangkan
kebenaran seutuhnya. Bangsa kami bebas. Ia memiliki level tertinggi dari
keikutsertaan di dalam pemilihan-pemilihan . Di Iran, 80 hingga 90 persen
rakyat memberikan suara mereka selama pemilihan, separuhnya—lebih dari
separuhnya adalah wanita. Maka, bagaimana mungkin kita katakan bahwa wanita
tidak bebas? Adakah ini kebenaran yang seutuhnya?
Dan,
perihal eksekusi-eksekusi itu, saya ingin mengajukan dua pertanyaan. Jika
seseorang datang dan membangun sebuah jaringan untuk perdagangan gelap
obat-obatan yang menimbulkan dampak di Iran, Turki, Eropa, Amerika Serikat
dengan memperkenalkan narkoba ini, akankah anda memberi mereka penghargaan?
Orang-orang yang menjalani hidup dengan menyebabkan kerusakan terhadap hidup
ratusan juta anak muda di seluruh dunia, termasuk di Iran, dapatkah kita
bersimpati kepada mereka? Tidakkah kalian juga mempunyai hukuman mati di
Amerika Serikat? (Tepuk tangan.)
Di
Iran, juga, ada hukuman mati bagi para pedagang gelap obat-obatan terlarang,
bagi orang-orang yang melanggar hak-hak orang-orang yang lain.
Jika
seseorang mengambil senapan, memasuki sebuah rumah, dan membunuh sekelompok
orang di sana, lalu mencoba untuk meminta tebusan, bagaimana anda menghadapi
mereka di Amerika Serikat? Akankah anda memberi mereka penghargaan? Dapatkah
seorang dokter membiarkan mikroba-mikroba menyebar di seluruh negeri? Kita
mempunyai hukum. Orang-orang yang melanggar hak-hak publik dengan menggunakan
senjata, membunuh, menciptakan kegelisahan, menjual narkoba, mendistribusikan
narkoba pada level yang tinggi dihukum eksekusi di Iran, dan sebagian eksekusi
ini—sangat sedikit—dilakukan di hadapan publik. Ini hukum yang berdasarkan atas
prinsip-prinsip demokratis. Kalian menggunakan suntikan dan mikroba untuk
mengeksekusi orang-orang seperti ini, dan mereka dieksekusi atau digantung,
tetapi hasil akhirnya tetap membunuh.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden,
pertanyaannya bukan tentang kriminal dan penyelundup narkoba tetapi tentang pilihan
seksual dan wanita. (Tepuk tangan.)
AHMADINEJAD: Di Iran, kami
tidak mempunyai homoseks seperti di negeri anda. (tertawa.) Kami tidak memiliki
itu di negeri kami. (cemooh.) Di Iran, kami tidak mempunyai fenomena itu. Saya
tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada anda bahwa kami mempunyainya.
(tertawa.)
Dan
perihal wanita, mungkin anda berpikir bahwa menjadi seorang wanita itu adalah
suatu kejahatan. Bukanlah suatu kejahatan untuk menjadi wanita. Wanita adalah
makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan. Mereka merepresentasikan kebaikan dan
kecantikan yang Tuhan tanamkan pada mereka. Wanita-wanita dihormati di Iran. Di
Iran, setiap keluarga yang mempunyai seorang anak perempuan akan 10 kali lebih
bahagia dibandingkan mempunyai seorang anak laki-laki. Wanita dihormati lebih
daripada pria. Mereka dikecualikan dari banyak tanggung jawab. Banyak tanggung
jawab hukum yang diletakkan di pundak pria di dalam masyarakat kami karena rasa
hormat yang secara kultural diberikan kepada wanita, kepada para ibu masa
depan. Di dalam kultur Iran, pria, anak laki-laki, dan anak harus terus mencium
tangan ibu mereka sebagai simbol rasa hormat, suatu rasa hormat bagi wanita,
dan kami bangga dengan kultur ini.
MR. COATSWORTH: Pertama, apa
yang anda harapkan dengan berbicara di Columbia hari ini? Kedua, apa yang akan
anda katakan jika anda diizinkan untuk mengunjungi lokasi tragedi 111
September?
AHMADINEJAD: Inilah saya tamu
kalian. Saya diundang oleh Columbia, sebuah undangan resmi yang diberikan
kepada saya untuk datang ke sini, tetapi saya memang ingin mengatakan sesuatu
di sini. Di Iran, ketika anda mengundang seorang tamu, maka anda menghormati
mereka. Ini adalah tradisi kami yang dituntut oleh kultur kami, dan saya tahu
bahwa orang-orang Amerika juga mempunyai kultur itu.
Tahun
lalu, saya ingin mengunjungi lokasi tragedi 11 September untuk menunjukkan rasa
hormat saya kepada korban-korban dari tragedi ini, menunjukkan simpati saya
kepada keluarga-keluarga mereka, tetapi rencana-rencana kami molor dari jadwal.
Kami terlibat dalam negosiasi-negosiasi dan pertemuan-pertemuan hingga tengah
malam, dan mereka berkata akan sangat sulit mengunjungi lokasi itu pada jam-jam
tengah malam. Maka saya mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kami harus merencanakan
hal ini pada tahun berikutnya, sehingga saya dapat pergi dan mengunjungi lokasi
itu untuk menunjukkan penghormatan saya. Sayangnya, beberapa kelompok orang
mempunyai reaksi-reaksi yang sangat kuat, reaksi-reaksi yang sangat buruk.
Sungguh buruk bagi seseorang untuk mencegah seseorang yang ingin menunjukkan
simpati kepada keluarga dari korban-korban 11 September—peristiwa yang tragis.
Ini
adalah rasa hormat dari sisi saya. Beberapa orang mengatakan ini adalah
penghinaan. Apa yang anda katakan? Inilah cara saya untuk menunjukkan rasa
hormat. Mengapa anda berpikir demikian? Dengan berpikir seperti itu, bagaimana
mungkin anda bisa mengatur urusan-urusan dunia? Tidakkah anda berpikir bahwa
banyak permasalahan di dunia ini datang dari cara anda memandang isu-isu, dari
cara berpikir macam ini, dari pendekatan pesimistis semacam ini terhadap banyak
orang, dan dari level tertentu egoisme. Semua itu harus dikesampingkan sehingga
kita dapat menunjukkan rasa hormat kepada setiap orang, membiarkan sebuah lingkungan
persahabatan untuk tumbuh, membiarkan semua bangsa untuk berbicara satu sama
lain, dan bergerak ke arah perdamaian?
Saya
ingin berbicara dengan pers. Ada 11 September—peristiwa tragis 11 September
adalah peristiwa yang sangat besar. Ia menjadi sebab dari banyak kejadian
lainnya setelah itu. Setelah 9/11, Afghanistan diduduki lalu Irak diduduki, dan
selama enam tahun di wilayah kami, terjadi kegelisahan, teror, dan ketakutan.
Jika penyebab utama 9/11 diuji dengan baik—mengapa itu terjadi, apa yang menyebabkannya,
apa kondisi-kondisi yang mengarah kepadanya, siapa yang sungguh-sungguh
terlibat—dan menyatukan itu semua secara bersama-sama untuk memahami bagaimana
caranya mencegah krisis di Irak, memperbaiki masalah di Afghanistan dan Irak
secara bersama-sama.
MR. COATSWORTH: Sejumlah
pertanyaan sudah ditanyakan mengenai program nuklir anda. Mengapa pemerintah
anda ingin memperoleh uranium yang diperkaya, yang juga bisa digunakan untuk
senjata nuklir? Apakah anda akan berhenti melakukan hal ini?
AHMADINEJAD: Program nuklir
kami, terutama sekali, beroperasi dalam kerangka hukum, dan kedua, di bawah
pemeriksaan- pemeriksaan IAEA, dan yang ketiga, sepenuhnya bersifat damai.
Teknologi yang kita miliki adalah untuk pengayaan di bawah level 5 persen, dan
setiap level di bawah 5 persen semata-mata adalah untuk menyediakan bahan bakar
kepada pembangkit tenaga listrik. Laporan-laporan IAEA berulangkali secara
tegas mengatakan bahwa tidak ada indikasi Iran sudah menyimpang dari program
nuklir damai. Kami semua sadar bahwa isu nuklir Iran adalah isu politis; ini
bukan isu hukum.
IAEA
sudah membuktikan bahwa aktivitas kami adalah untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi
ada dua atau tiga kekuatan yang berpikir bahwa mereka mempunyai hak untuk
memonopoli semua sains dan pengetahuan. Dan mereka menginginkan bangsa Iran
untuk meminta kepada pihak lain dalam mendapatkan bahan bakar, mendapatkan
sains, dan mendapatkan pengetahuan. Lalu mereka tentu saja akan menahan diri
dari memberikan semua itu kepada kami.
Jadi
kami sungguh jelas mengenai apa yang kami butuhkan. Jika anda sudah berhasil
menciptakan generasi kelima bom atom dan malahan sedang mengujinya, maka
mengapakah anda mempersoalkan tujuan-tujuan damai dari orang-orang yang
menghendaki energi nuklir? (Tepuk tangan.) Kami tidak percaya akan senjata
nuklir. Ia menentang seluruh prinsip umat manusia. Izinkan saya mengatakan
kepada anda sebuah lelucon di sini. Saya berpikir bahwa politikus-politikus
yang memburu bom atom atau sedang mengujinya, secara politis mereka
terkebelakang, kuno. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Saya tahu
waktu anda singkat dan anda perlu untuk melanjutkan. Apakah Iran siap membuka
diskusi-diskusi yang luas dengan pemerintah Amerika Serikat? Apa yang Iran
harapkan dari diskusi-diskusi seperti itu? Bagaimana anda melihat, di masa
datang, resolusi pokok dari konflik antara pemerintah Amerika Serikat dengan
pemerintah Iran?
AHMADINEJAD: Dari awal, kami
menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan semua negara. Sejak 28 tahun lalu,
ketika revolusi kami berhasil dan kami mapan—kami mengambil kebebasan dan
demokrasi yang dibatasi oleh suatu pemerintahan diktator yang pro-Barat, kami
mengumumkan kesiapan kami. Selain dua negara, kami siap mempunyai hubungan
bersahabat dengan semua negara di dunia. Salah satu dari dua negara itu adalah
rezim apartheid Afrika Selatan, yang sudah lenyap, dan yang kedua adalah rezim
Zionis. Untuk semua orang selain itu di seluruh dunia ini, kami menyatakan
bahwa kami ingin mempunyai ikatan persahabatan.
Bangsa
Iran adalah bangsa yang berbudaya. Ia merupakan karakter yang beradab. Ia
menginginkan pembicaraan dan negosiasi baru. Kami percaya bahwa dalam negosiasi
dan pembicaraan, segalanya dapat dipecahkan dengan sangat mudah. Kami tidak
membutuhkan ancaman; kita tidak perlu mengarahkan bom atau meriam; kita tidak
perlu memasuki konflik jika kita bicara. Kita mempunyai logika yang jelas
tentang itu.
Kami
mempertanyakan cara dunia ditata pada hari ini. Kami percaya bahwa penataan
seperti sekarang tidak akan mengarah kepada perdamaian dan keamanan yang sehat
bagi dunia, itulah cara yang dijalankan pada hari ini. Kami mempunyai
solusi-solusi berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan-hubungan
antar negara. Dengan pemerintah AS, juga, kami akan bernegosiasi. Kami tidak
mempunyai masalah tentang itu, tentu saja di bawah keadaan yang adil dan dengan
rasa salaing menghormati.
Anda
lihat bahwa dalam rangka membantu keamanan Irak, kami telah melakukan tiga
putaran pembicaraan dengan Amerika Serikat. Dan tahun lalu, sebelum datang ke
New York, saya menyatakan siap, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk terlibat
dalam sebuah debat dengan Mr. Bush, presiden Amerika Serikat, mengenai isu-isu
internasional yang penting. Itu semua menunjukkan kita ingin berbicara,
melakukan debat di hadapan publik dunia, di hadapan semua pendengar, sehingga
kebenaran terungkapkan, sehingga kesalahpahaman dan mispersepsi dihilangkan,
sehingga kita dapat menemukan alur yang jelas bagi hubungan-hubungan yang
bersahabat. Saya berpikir jika pemerintah AS mengenyampingkan sebagian perilaku
lamanya, maka ia dapat menjadi seorang teman yang baik bagi Iran, bagi bangsa
Iran.
Selama
28 tahun, mereka secara konsisten mengancam kami, menghina kami, mencegah
kemajuan ilmiah kami, setiap harinya di bawah satu dalih atau lainnya. Anda
semua tahu Saddam, sang diktator itu, didukung pemerintah Amerika Serikat dan
beberapa negara Eropa ketika menyerang Iran. Dan ia melancarkan perang delapan
tahun, suatu peperangan yang jahat. Lebih daripada 200,000 orang Iran tewas dan
lebih daripada 600,000 lainnya luka-luka karena perang itu. Ia (Saddam)
menggunakan senjata-senjata kimia; ribuan rakyat Iran adalah korban-korban
senjata-senjata kimia yang ia gunakan terhadap kami. Hari ini, Mr. Nobal Vinh
(ph), yang adalah seorang wartawan, wartawan resmi, wartawan internasional,
yang dulu meliput laporan PBB selama bertahun-tahun, adalah salah satu korban
senjata-senjata kimia yang digunakan Irak terhadap kami.
Dan
sejak itu, kami telah terus berada dalam propaganda yang berbeda-beda, seperti
embargo-embargo, sanksi-sanksi ekonomi, dan sanksi-sanksi politik. Mengapa?
Karena kami menyingkirkan seorang diktator? Karena kami menginginkan kebebasan
dan demokrasi yang kami dapatkan untuk diri kami sendiri? Tetapi kami tidak
bisa selalu berbicara. Kami berpikir bahwa jika pemerintah AS mengakui hak-hak
rakyat Iran, menghormati semua negara, dan mengulurkan tangan persahabatan
dengan semua orang Iran, mereka juga akan melihat bahwa Iran akan menjadi salah
satu sahabat yang baik.
Apakah
Anda izinkan saya untuk berterima kasih kepada para pendengar sebentar?
Baiklah,
ada banyak hal yang saya ingin sampaikan, tetapi saya tidak ingin menyita waktu
kalian lebih lama lagi. Saya ditanya, akankah saya mengizinkan fakultas dan
mahasiswa Columbia di sini datang ke Iran? Dari panggung ini, saya mengundang
para anggota fakultas dan mahasiswa Columbia di sini untuk berkunjung ke Iran,
untuk berbicara dengan para mahasiswa kami. Kalian secara resmi telah diundang.
(Tepuk tangan).
Kalian
dinantikan untuk berkunjung ke universitas manapun yang kalian inginkan di
Iran. Kami akan menyediakan bagi kalian daftar universitas. Ada lebih daripada
400 universitas di negeri kami, dan anda dapat memilih mana saja yang anda
ingin kunjungi. Kami akan memberi kalian podium yang sesungguhnya. Kami akan
menghormati kalian 100 persen. Kami akan meminta para mahasiswa kami untuk
duduk dan mendengarkan kalian, berbicara dengan kalian, mendengar apa yang
kalian harus katakan.
Sekarang
ini, di universitas- universitas kami, sehari-harinya, ada ratusan pertemuan
seperti ini. Mereka mendengar, mereka berbicara, mereka bertanya, dan mereka
menyambutnya.
Pada
akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Columbia University. Saya mendengar
bahwa banyak politikus di Amerika Serikat yang dididik di Columbia University,
dan banyak orang di sini yang percaya akan kebebasan berbicara, dalam
percakapan-percakap an yang jelas dan terus terang; saya juga berterima kasih
kepada para manajer di sini, di Amerika Serikat—di Columbia University,
orang-orang yang mengatur pertemuan ini dengan sangat baik hari ini. Saya ingin
menyampaikan terima kasih yang dalam kepada para anggota fakultas dan para
mahasiswa di sini. Saya memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk menolong kita
semua untuk bergandengan tangan dalam membangun perdamaian dan masa depan yang
diisi dengan persahabatan, keadilan, dan persaudaraan. Semoga keberuntungan
bagi segenap diri anda sekalian. (Tepuk tangan.)
MR. BOLLINGER: Saya mohon
maaf jika jadwal Presiden Ahmadinejad membuatnya harus meninggalkan acara ini
sebelum ia sempat menjawab banyak pertanyaan yang kita tanyakan atau serahkan.
(Tertawa, tepuk tangan.) Tetapi menurut saya, kita semua bisa senang karena
penampilannya di sini menunjukkan komitmen Columbia terhadap kebebasan
ekspressi dan debat. Saya ingin berterima kasih kepada semua karena telah ikut
ambil bagian. (Tepuk tangan.)
Terimakasih.
(Diterjemahkan oleh Irman Abdurrahman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar