“Meski diserang secara membabi-buta oleh pimpinan
Columbia University dalam pembukaan debat, Ahmadinejad mampu bersikap tenang
dan meyakinkan dalam ceramah dan sesi debat tersebut, hingga sanggup mematahkan
argumen politis dan ilmiah lawan-lawannya, bahkan kemudian merubah persepsi
para mahasiswa/i dan publik Amerika yang semula mengganggap dirinya sebagai
tiran dan menuduh Iran sebagai negara tirani. Ahmadinejad adalah contoh seorang
figur langka yang didalamnya ada karakter pemimpin, politisi, dan ilmuwan yang
meyakinkan, meski acapkali tampil sebagai seorang muslim Syi’ah yang bersahaja”
Dalam kultur kami, kata ilmu sudah digambarkan
sebagai “iluminasi”. Sebenarnya, “ilmu” bermakna “terang” dan ilmu sejati
adalah ilmu yang menolong manusia dari ketidaktahuan untuk kemanfaatan diri (Mahmoud
Ahmadinejad).
Moderator: JOHN COATSWORTH (Dekan Fakultas
International and Public Affairs, Columbia University). Pengantar: LEE
BOLLINGER (Presiden Columbia University, New York City, New York). Waktu: 24
September 2007.
PENGANTAR YANG KASAR DAN BIAS
MR. BOLLINGER: Saya akan
memulai ini dengan berterima kasih kepada Dekan John Coatsworth dan Profesor
Richard Bulliet atas kerja mereka mengorganisasikan acara ini dan atas komitmen
mereka kepada Fakultas International and Public Affairs dan
peranannya—(diinterupsi tepuk tangan)—dan atas peranannya dalam melatih para
pemimpin masa depan dalam urusan-urusan dunia. Jika hari ini membuktikan
sesuatu, maka terdapat kerja besar di hadapan kita. Ini hanyalah salah satu di
antara banyak acara mengenai Iran yang akan berlangsung sepanjang tahun akademi
ini, semuanya agar kita dapat memahami dengan lebih baik bangsa yang penting
dan kompleks ini dalam konteks geopolitik kontemporer.
Sebelum berbicara secara langsung kepada
Presiden Iran, saya mempunyai beberapa poin yang penting untuk digarisbawahi. PERTAMA,
pada 2003, World Leaders Forum telah berhasil mengembangkan tradisi panjang
Columbia dalam menyediakan forum utama bagi perdebatan yang sehat, khususnya
dalam isu-isu global.
KEDUA, bagi mereka yang percaya bahwa acara
ini seharusnya tidak pernah terjadi, sehingga tidak sepantasnya bagi
universitas untuk mengadakan acara seperti ini, saya ingin mengatakan bahwa
saya memahami perspektif kalian dan menghargainya sebagai sesuatu yang masuk
akal. Cakupan “free speech” dalam kebebasan akademik dalam dirinya sendiri selalu
terbuka bagi perdebatan yang lebih jauh. Sebagaimana salah satu kutipan
terkenal mengenai “free speech” mengatakan, “it is an experiment as all life is
an experiment”. Saya ingin mengatakan, sejelas yang saya mampu, bahwa acara ini
adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan, dan tentu saja ini dituntut oleh
norma-norma yang ada tentang “free speech”, universitas Amerika, Columbia itu
sendiri.
KETIGA, kepada mereka di antara kita yang
merasa kecewa dan terluka akibat (acara) hari ini, saya atas nama semua menyatakan
bahwa kami mohon maaf dan berkehendak untuk melakukan apa yang kami bisa untuk
mengurangi rasa terluka itu.
KEEMPAT, agar menjadi jelas tentang persoalan
lain, bahwa acara ini tidak berhubungan sama sekali dengan hak apa pun dari si
pembicara (Presiden Mahmoud Ahmadinejad), tetapi hanya berkaitan dengan hak
kita untuk mendengar dan berbicara. Kami melakukan ini demi diri kami sendiri.
Kami melakukan ini dalam tradisi agung dari keterbukaan yang telah
mendefinisikan bangsa ini selama berdekade-dekade hingga sekarang. Kita butuh
memahami dunia tempat kita hidup, bukan malah mengabaikan kemuliaan-kemuliaannya
ataupun takut akan ancaman-ancaman dan bahaya-bahayanya. Ini tidak konsisten
dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya—maafkan saya—ini konsisten
dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya, untuk memiliki keberanian
emosional dan intelektual dalam menghadapi pikiran jahat, dan untuk
mempersiapkan diri kita agar bertindak dengan perangai yang benar. Saat ini,
argumen-argumen “kemerdekaan berbicara” tidak akan pernah terlihat menandingi
kekuatan argumen-argumen lawannya, tetapi apa yang kita harus ingat adalah
bahwa ini tepatnya karena “kemerdekaan berbicara” menuntut kita untuk melatih
pengekangan diri yang luar biasa melawan dorongan-dorongan yang sangat alamiah
tetapi seringkali kontraproduktif, yang membawa kita untuk mundur dari
keterlibatan dengan gagasan-gagasan yang tidak kita benci dan takuti. Di
sinilah, terletak kejeniusan ide “kemerdekaan berbicara” Amerika.
Terakhir, di universitas, kami mempunyai
komitmen yang dalam dan kuat untuk mengejar kebenaran. Kita tidak mempunyai
akses kepada kekuasaan, kita tidak bisa memutuskan perang atau damai, kita
hanya dapat melahirkan pikiran, dan untuk melakukan hal ini, kita harus memiliki
kebebasan pencarian yang paling luas.
Izinkan saya berpaling kepada Mr. Ahmadinejad.
PERTAMA, mengenai pemberangusan brutal
terhadap para ilmuwan, wartawan-wartawan, pembela hak asasi manusia. Lebih
daripada dua minggu yang lalu, pemerintah Anda telah membebaskan Dr. Haleh
Esfandiari dan Parnaz Azima, serta baru dua hari yang lalu, Kian Tajbakhsh,
lulusan Columbia dengan gelar Ph.D di bidang perencanaan kota. Sementara
masyarakat kami bergembira setelah tahu bahwa ia dibebaskan dengan jaminan, Dr.
Tajbakhsh kini masih berada di Tehran dalam tahanan rumah, dan ia masih tidak
mengetahui apakah ia akan didakwa dengan suatu tuduhan kejahatan atau akan
diizinkan untuk meninggalkan Iran.
Izinkan saya mengatakan hal ini sebagai
catatan, saya menyerukan kepada presiden hari ini untuk memastikan bahwa Kian
akan bebas untuk bepergian ke luar Iran kapan pun ia mau. (Tepuk tangan).
Izinkan saya juga melaporkan pada hari ini bahwa kami menyampaikan tawaran
kepada Kian untuk bergabung dengan fakultas kami sebagai professor tamu di
bidang perencanaan kota di sini, di almamaternya, di tingkat Sarjana pada
Fakultas Arsitektur, Perencanaan, dan Pemeliharaan, dan kami berharap ia mampu
bergabung dengan kami pada semester berikutnya. (Tepuk tangan).
Penangkapan dan penahanan orang-orang
Iran-Amerika ini untuk alasan yang tidak jelas bukan hanya tidak pada
tempatnya, tetapi juga sepenuhnya melanggar nilai-nilai dasar yang juga
mengizinkan pembicara hari ini untuk bahkan muncul di kampus ini, tetapi
setidaknya mereka masih hidup.
Menurut Amnesty International, 210 orang telah
dieksekusi di Iran sejauh ini pada tahun ini, 21 dia antara mereka pada pagi 5
September. Jumlah keseluruhan tahunan ini meliputi dua orang anak, yang bukti
lebih jauhnya dituliskan Human Rights Watch bahwa Iran tengah membawa dunia
untuk mengeksekusi anak-anak.
Ada lagi. Iran telah menghukum gantung 30
orang pada Juli dan Agustus lalu dalam sebuah aksi represi terhadap usaha-usaha
untuk menciptakan sebuah masyarakat yang lebih demokratis. Kebanyakan eksekusi
ini dilaksanakan di muka umum, sebuah pelanggaran terhadap International
Covenant of Civil and Political Rights, di mana Iran adalah salah satu pihak
peratifikasi. Eksekusi-Eksekusi tersebut dan yang lainnya bersamaan waktunya
dengan pemberangusan yang lebih luas terhadap para aktivis mahasiswa dan
akademisi-akademisi yang dituduh berupaya memprovokasi sesuatu yang disebut
“revolusi halus”. Hal ini termasuk memenjarakan dan memaksa pensiun para
ilmuwan. Seperti Dr. Esfandiari katakan dalam sebuah wawancara sejak
pembebasannya, dia ditahan dalam kamar isolasi selama 105 hari karena
pemerintah Iran percaya bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sebuah
“revolusi beludru” di Iran.
Dalam ruangan yang sama ini, tahun lalu kita
mempelajari sesuatu mengenai “revolusi beludru” dari Vaclav Havel, dan kami
mungkin mendengar hal yang sama dari pembicara World Leaders Forum kita malam
ini, Presiden Michelle Bachelet dari Chili. Kedua kisah mereka yang luar biasa
mengingatkan kita bahwa tidak ada cukup penjara untuk mencegah suatu masyarakat
yang menginginkan kebebasannya.
Kami di universitas ini belum malu untuk
memprotes tantangan—dan menantang kegagalan-kegagalan pemerintah kami sendiri
untuk hidup di atas nilai-nilai kami, dan kami tidak akan malu untuk mengkritik
negara Anda. Marilah kita perjelas di permulaan. Mr. Presiden, Anda
memperlihatkan semua tanda dari seorang diktator yang kejam lagi picik. Dengan
demikian, saya bertanya kepada Anda—(tepuk tangan)—dengan demikian saya
bertanya kepada Anda, mengapa wanita, para anggota sekte Baha’i, kaum homoseks,
dan begitu banyak rekan kerja akademik kami menjadi target penganiayaan di
dalam negeri Anda? Mengapa, dalam sebuah surat minggu lalu kepada Sekretaris
Jenderal PBB, Akbar Ganji, oposan politik Iran ternama, dan lebih daripada 300
kaum intelektual publik, para penulis, dan penerima Nobel menyatakan
keprihatinan yang serius bahwa pertentangan Anda dengan Barat telah mengacaukan
perhatian dunia dari kondisi-kondisi yang tak dapat ditoleransi lagi di dalam
rezim Anda di Iran, khususnya penggunaan “hukum pers” yang melarang para
penulis untuk mengkritik sistem yang sedang berkuasa? Mengapa Anda takut kepada
warga Iran yang menyuarakan pendapat-pendapat mereka bagi perubahan?
Di dalam negeri kami, Anda diwawancarai oleh
media kami dan diminta untuk berbicara di sini pada hari ini. Dan sementara
para rekan kerja saya di fakultas hukum—Mikhael Dorf, salah satu rekan kerja
saya, berkata kepada Radio Free Europe, para pemirsa di Iran beberapa saat lalu
mengenai “kebebasan berbicara” di negeri ini—saya mengusulkan lebih jauh kepada
Anda agar mengizinkan saya memimpin sebuah delegasi dari para mahasiswa dan
fakultas dari Columbia untuk berbicara di universitas-universitas Anda mengenai
“kemerdekaan berbicara” dengan kebebasan yang sama yang kita upayakan bagi Anda
hari ini. (Tepuk tangan).
KEDUA, pengingkaran terhadap Holocaust. Suatu
hari pada Desember 2005 dalam sebuah acara siaran televisi negara, Anda
menggambarkan Holocaust sebagai sebuah “legenda yang dibuat-buat”. Satu tahun
kemudian, Anda mengadakan suatu konferensi dua hari yang menghimpun para
pemungkir Holocaust. Bagi orang awam dan bodoh, ini adalah propaganda yang
berbahaya.
Ketika Anda datang ke tempat seperti ini, maka
hal ini membuat Anda sungguh menggelikan. Anda provokatif dengan angkuhnya
ataukah secara mengejutkan tidak berpendidikan. Anda perlu tahu—(tepuk
tangan)—bahwa Columbia adalah pusat dunia dalam studi-studi Yahudi—dan sekarang
tengah dalam kemitraan dengan Institute of Holocaust Studies.
Sejak 1930-an, kami menyediakan perlindungan
intelektual bagi pengungsi-pengungsi Holocaust yang tak terhitung banyaknya,
para orang yang selamat, dan anak-anak serta cucu-cucu mereka. Kebenarannya
adalah bahwa Holocaust adalah peristiwa yang paling terdokumentasikan dalam
sejarah manusia. Karena inilah, dan karena banyak alasan lainnya,
komentar-komentar Anda yang absurd mengenai debat seputar Holocaust telah
mengingkari kebenaran sejarah dan membuat kita semua terus merasa takut akan
kapasitas umat manusia bagi tertutupnya memori akan hal ini, yang semestinya
selalu berada dalam garis depan pertahanan. Apakah Anda akan menghentikan hal
yang menyakitkan hati ini?
Penghancuran Israel. Dua belas hari yang lalu
Anda berkata bahwa negara Israel tidak bisa melanjutkan hidupnya. Hal ini
menggemakan sejumlah pernyataan provokatif yang Anda sampaikan pada dua tahun
yang lalu, termasuk pada Oktober 2005, ketika Anda berkata Israel itu “harus
hapus dari peta”. Columbia mempunyai lebih daripada 800 alumni yang sekarang
tinggal di Israel. Sebagai sebuah institusi, kami mempunyai ikatan yang dalam
dengan para kolega kami di sana. Saya secara pribadi sudah berbicara—secara
pribadi, saya sudah angkat bicara dalam terminologi yang paling kuat untuk
melawan proposal-proposal boikot terhadap akademisi Israel, seraya mengatakan
boikot-boikot seperti itu mungkin juga mencakup Columbia. (Tepuk tangan).
Lebih daripada 400—lebih daripada 400—kolega
dan presiden universitas di negeri ini sudah bergabung dalam pernyataan
tersebut. Pertanyaan saya kemudian adalah, apakah Anda bermaksud menghapus kami
dari peta juga? (Tepuk tangan).
Mendanai terorisme: Menurut laporan-laporan
dari Council on Foreign Relations, adalah terdokumentasikan dengan baik bahwa
Iran adalah negara sponsor teror yang mendanai kelompok-kelompok seperti
Hizbullah, Lebanon, yang Iran bantu pendiriannya pada 1980-an, Hamas Palestina
dan Jihad Islam. Pemerintah Anda kini menggerogoti pasukan Amerika di Irak
dengan membiayai, mempersenjatai, dan menyediakan tempat yang aman kepada para
pemimpin pemberontak seperti Muqtada Al-Sadr dan tentaranya. Terdapat sejumlah
laporan bahwa pemerintah Anda juga terlibat dalam usaha-usaha Suriah untuk
mendestabilisasi pemerintah Lebanon melalui kekerasan dan pembunuhan politik.
Pertanyaan saya adalah: Kenapa Anda mendukung
organisasi-organisasi teroris yang terus menghantam perdamaian dan demokrasi di
Timur Tengah, menghancurkan hidup dan masyarakat sipil di kawasan?
Perang proksi melawan pasukan Amerika Serikat
di Irak—dalam sebuah pengarahan singkat di hadapan National Press Club,
Jenderal David Petraeus melaporkan bahwa senjata-senjata yang datang dari Iran,
termasuk 240 millimeter roket dan proyektil-proyektil peledak, berkontribusi
kepada “suatu serangan-serangan canggih yang sama sekali tidak akan mungkin
tanpa dukungan Iran.” Sejumlah lulusan Columbia dan para mahasiswa ada di
antara para anggota militer kami yang pemberani, yang sedang bertugas di Irak
dan Afghanistan. Mereka, seperti orang Amerika lainnya dengan putra, putri,
ayah, suami, dan istri yang bertugas pertempuran, benar-benar melihat
pemerintah Anda sebagai musuh.
Dapatkah Anda mengatakan kepada mereka dan
kami mengapa Iran berperang dalam sebuah perang proksi di Irak dengan
mempersenjatai milisi Syi’ah yang menargetkan dan membunuh pasukan AS?
Dan akhirnya program nuklir Iran dan
sanksi-sanksi internasional: Minggu ini, Dewan Keamanan PBB sedang membahas
sanksi-sanksi yang diperluas untuk ketiga kalinya, karena penolakan pemerintah
Anda untuk menghentikan program pengayaan uranium. Anda terus menentang lembaga
dunia ini dengan mengklaim suatu hak untuk mengembangkan pembangkit tenaga
nuklir yang damai, tetapi hal ini nyaris tidak bisa menghadapi pengawasan
ketika Anda terus mengeluarkan ancaman-ancaman militer kepada tetangga-tetangga.
Minggu lalu, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, menjelaskan kesabarannya yang
hilang dengan taktik tarik-ulur Anda , dan bahkan Rusia dan Cina sendiri sudah
menunjukkan keprihatinan.
Mengapa negara Anda terus menolak untuk tunduk
kepada standar-standar internasional bagi verifikasi senjata nuklir, terus
membangkang terhadap persetujuan-persetujuan yang telah Anda buat dengan
lembaga nuklir PBB? Dan mengapa Anda memilih untuk membuat orang-orang di
negara Anda menjadi rentan disebabkan dampak sanksi-sanksi ekonomi
internasional, dan mengancam untuk menelan dunia dalam pembasmian nuklir?
(Tepuk tangan).
Izinkan saya menutup dengan sebuah komentar.
Terus terang—saya tutup dengan komentar ini secara terus terang dan dalam semua
kejujuran, Mr. Presiden, saya ragu bahwa Anda memiliki keberanian intelektual
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Tetapi kalaupun Anda menghindar,
maka akan dengan sendirinya hal itu menjadi penuh arti bagi kami. Saya sungguh
mengharapkan Anda untuk memperlihatkan pola pikir yang fanatik yang
mengkarakterisasi sangat banyak dari apa yang Anda katakan dan lakukan.
Untungnya, saya diberitahu oleh para ahli tentang negara Anda bahwa hal ini
hanya akan mengikis lebih jauh posisi Anda di Iran, dengan banyak warga negara
yang berhati baik dan cerdas di sana.
Setahun yang lalu, saya diberitahu oleh sumber
terpercaya, bahwa pernyataan-pernyataan Anda yang absurd dan menyerang di
negeri ini, seperti ketika dalam pertemuan di Council on Foreign Relations,
sangat mempermalukan warga Iran yang rasional sehingga hal ini mengarah kepada
kekalahan partai Anda dalam pemilu-pemilu walikota. Semoga Anda melakukan hal
itu dan lebih lagi. (Tepuk tangan).
Saya hanya seorang professor, yang juga seorang
Presiden Universitas.
Dan hari ini, saya merasakan bahwa semua beban
dunia peradaban modern hendak mengekspresikan penolakan terhadap apa yang Anda
yakini. Saya hanya berharap dapat melakukannya secara lebih baik. Terima kasih.
(Bersorak, tepuk tangan).
MR. COATSWORTH: Terima kasih,
Lee.
Pembicara utama kita hari ini adalah Yang
Mulia Presiden Republik Islam Iran, Mr. Mahmoud Ahmadinejad. Mr. Presiden. (Tepuk
tangan).
PENERJEMAH: Presiden sedang
membacakan ayat-ayat Al-Quran dalam bahasa Arab. (Tidak diterjemahkan).
PRESIDEN AHMADINEJAD: Ya, Allah,
segerakan kedatangan Imam Mahdi dan anugerahinya kesehatan serta kemenangan
yang baik, dan jadikanlah kami para pengikutnya dan mereka yang menyatakan
kesetiaan kepadanya.
Dekan yang terhormat, para professor dan para
mahasiswa yang tersayang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Terutama sekali, saya
berniat menyampaikan salam saya kepada segenap Anda. Saya mengucap syukur
kepada Allah karena telah menyediakan saya peluang untuk berada di sebuah
lingkungan yang akademis, yang mencari kebenaran dan memperjuangkan
perkembangan sains dan pengetahuan.
Terutama sekali, saya ingin mengajukan keluhan
sedikit mengenai orang yang membacakan pernyataan politik ini (Lee Bollinger,
Presiden Columbia University) terhadap saya. Di Iran, tradisi menuntut bahwa
ketika kami meminta seseorang datang sebagai pembicara, maka kami akan
benar-benar menghormati para mahasiswa dan para professor kami dengan
membiarkan mereka untuk membuat penilaian mereka sendiri, dan kami tidak
berpikir bahwa penilaian itu diperlukan sebelum pidato sang pembicara
diberikan—(tepuk tangan).
Menurut saya, teks yang dibacakan oleh tuan di
sini (Lee Bollinger), lebih daripada sekedar berbicara kepada saya, merupakan
suatu penghujatan terhadap informasi dan pengetahuan para pendengar di sini,
yang hadir di sini. Dalam sebuah lingkungan universitas, kita harus membiarkan
orang mengatakan pikiran mereka, mengizinkan setiap orang untuk berbicara
sehingga kebenarannya pada akhirnya terungkapkan secara keseluruhan. Nyaris
saja ia (Lee Bollinger) mengambil lebih banyak waktu yang sebenarnya
dialokasikan untuk saya berbicara. Dan hal itu tidak menjadi persoalan bagi
saya. Kami hanya akan meninggalkan hal itu sebagai tambahan bersama klaim-klaim
penghormatan “kebebasan berbicara” yang diberikan kepada kami di negeri ini.
Dalam banyak bagian dari pidatonya, terdapat
banyak hinaan dan klaim yang salah, sayang sekali. Tentu saja, saya berpikir
bahwa ia telah dipengaruhi oleh pers, media, dan arus politik mainsteram, yang
menentang butir dasar dari kebutuhan akan perdamaian dan stabilitas di dunia
sekitar kita.
Meskipun begitu, saya mestinya tidak mulai
dengan dipengaruhi oleh perlakuan yang tidak ramah ini.
Saya akan berkata kepada Anda apa yang harus
saya katakan, dan kemudian pertanyaan-pertanyaan yang ia munculkan akan dengan
senang saya sediakan jawabannya. Tetapi terhadap salah satu isu yang ia
munculkan, saya hampir pasti akan butuh untuk mengelaborasi secara lebih lanjut
sehingga kita untuk diri kita sendiri dapat melihat bagaimana berbagai hal itu
pada dasarnya bekerja.
Adalah keputusan saya di dalam forum dan
pertemuan yang berharga ini untuk berbicara dengan Anda tentang pentingnya
pengetahuan, informasi, dan pendidikan. Akademisi dan ilmuwan adalah obor-obor
yang bersinar, yang menumpahkan cahaya untuk menghilangkan kegelapan dan
kerancuan di sekitar kita dalam memandu umat manusia ke luar dari ketidaktahuan
dan kebingungan. Kunci kepada pemahaman realitas di sekitar kita ada di dalam
tangan-tangan peneliti-peneliti, mereka yang berupaya mengungkap area-area
tersembunyi, sains-sains yang tak dikenal. Jendela realitas yang mereka dapat
buka baru tercapai hanya jika melalui usaha-usaha para ilmuwan dan orang-orang
yang terpelajar di dunia ini. Dengan setiap usaha, ada sebuah jendela yang
dibuka dan satu kenyataan pun ditemukan.
Kapan pun kualitas moral yang tinggi dari ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan dijaga dan martabat para ilmuwan serta peneliti
dihormati, maka manusia telah mengambil langkah-langkah besar ke arah perkembangan
material dan rohani mereka. Sebaliknya, kapan pun orang-orang terpelajar dan
pengetahuan telah diabaikan, maka manusia sudah terdampar di dalam kegelapan
kebodohan dan kealpaan. Jika bukan karena naluri manusia, yang cenderung ke
arah penemuan berkesinambungan dari kebenaran, maka manusia pasti akan selalu
terdampar di dalam ketidaktahuan dan sama sekali tidak pasti dalam menemukan
bagaimana cara memperbaiki hidup yang dianugerahkan kepadanya. Sifat alamiah
manusia, pada kenyataannya, merupakan anugerah Allah kepada kita semua. Yang
Mahakuasa membimbing manusia ke dalam dunia ini dan menganugerahinya
kebijaksanaan dan pengetahuan, yang menjadikannya mengetahui Tuhannya.
Dalam kisah Adam, sebuah percakapan terjadi
antara Tuhan dengan para malaikat-Nya. Para malaikat menyebut manusia sebagai
makhluk yang tidak kenal ampun dan ambisius dan memprotes penciptaannya, tetapi
Tuhan menjawab, “Aku mempunyai pengetahuan dari apa yang kalian tidak
berpengetahuan tentangnya.” Lalu Tuhan mengatakan kepada Adam perihal
kebenaran, dan atas perintah Tuhan, Adam mengungkapkannya kepada para malaikat.
Para malaikat tidak bisa memahami kebenaran
seperti yang diungkapkan manusia.
Yang Mahakuasa berkata kepada mereka,
“Tidakkah Aku berkata bahwa Aku menyadari apa yang tersembunyi di langit dan di
bumi?” Dengan cara ini, para malaikat bersujud di hadapan Adam.
Dalam misi semua nabi Ilahi, khotbah pertama
berasal dari kata-kata Allah, dan kata-kata itu, “kesalehan”, “iman”, dan
“kebijaksanaan” telah disebarkan kepada semua umat manusia. Demi memandu nabi
suci Musa as, Allah berfirman, “Dan ia diajar kebijaksanaan, buku ilahi…Ia
adalah nabi yang dipilih demi anak-anak Israil, dan saya benar-benar membawa
suatu tanda dari Yang Mahakuasa.”
Kata-kata pertama yang diwahyukan kepada Nabi
suci Islam menyeru kepada Nabi saw untuk membaca, “Bacalah, bacalah atas nama
Tuhanmu, yang menciptakan.” Yang Mahakuasa kembali berfirman, “yang mengajar
manusia dengan pena. ” “Allah mengajar manusia apa yang mereka tidak
berpengetahuan tentangnya.”
Anda lihat di dalam ayat-ayat pertama yang
diwahyukan kepada Nabi Islam yang kudus, kata-kata membaca, mengajar, dan pena
disebutkan. Ayat-ayat ini sesungguhnya memperkenalkan Allah sebagai guru umat
manusia, guru yang mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui. Dan bagian
lain dari—(kata tidak dapat didengar)—mengenai misi Nabi kudus Islam—disebutkan
bahwa Yang Mahakuasa menetapkan seseorang dari antara rakyat biasa sebagai nabi
mereka agar, “Bacakan bagi mereka ayat-ayat ilahi.” “Dan memurnikan mereka dari
pencemaran-pencemaran etis dan ideologis.” “Untuk mengajar mereka kitab dan
kebijaksanaan ilahi.”
Sahabat-sahabat yang terhormat, semua kata dan
pesan dari para nabi ilahi, sejak Ibrahim dan Ishak dan Yakub hingga Daud dan
Sulaiman dan Musa hingga Yesus dan Muhammad, telah menyelamatkan manusia dari
ketidaktahuan, kealpaan, takhayul-takhayul, perilaku yang tak pantas, dan cara
pikir yang merusak dengan penghormatan kepada pengetahuan dan jalan menuju
pengetahuan, cahaya, dan etika yang benar.
Dalam kultur kami, kata ilmu sudah digambarkan
sebagai “iluminasi”. Sebenarnya, “ilmu” bermakna “terang” dan ilmu sejati
adalah ilmu yang menolong manusia dari ketidaktahuan untuk kemanfaatan diri.
Dalam sebuah definisi ilmu yang diterima secara luas, dinyatakan bahwa ia
adalah cahaya yang disimpan ke dalam hati mereka yang telah terpilih oleh
Allah, oleh karena itu, menurut definisi ini, ilmu adalah anugerah ilahi, dan
hati adalah tempat di mana ia berada.
Jika kita menerima bahwa “ilmu” bermakna
“iluminasi”, maka lingkupnya akan melebihi sains eksperimental, dan ia meliputi
realitas yang disingkapkan dan yang tersembunyi. Salah satu kejahatan utama
yang dihantamkan terhadap ilmu adalah dengan membatasinya hingga pada sains-sains
eksperimental dan eksakta, kejahatan ini terjadi meskipun ia terus meluas
melebihi lingkup ini.
Realitas-realitas dunia tidak dibatasi pada
kenyataan-kenyataan fisik. Dan, materi itu hanyalah bayangan dari
realitas-realitas yang lebih tinggi, dan ciptaan fisik hanyalah salah satu
kisah tentang penciptaan dunia. Manusia hanyalah satu contoh dari ciptaan yang
merupakan kombinasi dari material dan roh.
Dan poin penting lain adalah hubungan ilmu
dengan kesucian jiwa, hidup, perilaku, dan etika manusia. Dalam ajaran nabi
ilahi, satu realitas akan selalu terikat dengan ilmu. Realitas kemurnian jiwa
dan perilaku baik, pengetahuan dan kebijaksanaan adalah realitas murni dan
jelas. Ilmu adalah cahaya. Ia merupakan pengungkapan kenyataan, dan hanya
ilmuwan dan peneliti yang murni, bebas dari ideologi-ideologi yang salah,
takhyul-takhyul, egoisme, dan jebakan-jebakan material yang dapat mengungkapkan
realitas. (Bersambung ke Bagian Kedua).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar