امام
علی النقی (علیه السلام) به مدعی گفت اگر راست می گویی که فرزند پیامبری، وارد قفس
شیرها شو زیرا خوردن گوشت تن فرزندان زهرا بر درندگان حرام است... مدعی نرفت اما حضرت
هادی وارد قفس شد و خلیفه خوشحال از اینکه شیرهای درنده او را پاره پاره خواهند کرد...
اما چون ایشان وارد شد شیرها آرام گرفتند و به پابوسی اش آمدند
(Imam Ali an Naqi al Hadi as said to claimant that if you are from Mohammad's children, go into the lions cage, because eating Fatima children is forbidden for wilds by God. The claimant didn't accept but the Caliph that wanted to see Haadi's ripping off, persist on Imam's enterance in the cage. Imam Hadi went and as he entered, lions calmed down and came to kiss his feet!)
(Imam Ali an Naqi al Hadi as said to claimant that if you are from Mohammad's children, go into the lions cage, because eating Fatima children is forbidden for wilds by God. The claimant didn't accept but the Caliph that wanted to see Haadi's ripping off, persist on Imam's enterance in the cage. Imam Hadi went and as he entered, lions calmed down and came to kiss his feet!)
Suatu
ketika, di masa Imam Kesepuluh kita, Imam Ali al-Hadi an-Naqi, seorang wanita
datang kepada Khalifah Mutawakkil. Wanita tersebut mengklaim sebagai Zainab
al-Kubra As, putri Hadrat Sayidah Fatimah As, putri Rasulullah Saw. Khalifah Mutawakkil berkata kepadanya bahwa
apa yang diklaimnya tersebut tidaklah benar lantaran beberapa puluh tahun telah
berlalu semenjak masa Zainab al-Kubra As hidup, dan wanita yang kini hadir di
hadapannya terlihat sangat muda. Wanita itu menjawab bahwa ia sesungguhnya
adalah Zainab al-Kubra dan adapun ia terlihat muda karena Nabi Muhammad Saw
telah melintaskan tangannya di atas kepala wanita tersebut dan mendoakan
baginya untuk tetap muda selamanya.
Mutawakkil tidak tahu apa yang harus dilakukannya, maka dipanggillah seluruh orang-orang pandai dan bijak untuk meminta dari mereka nasihat. Seluruh orang pandai yang dipanggil ini berkata bahwa wanita ini berkata dusta, akan tetapi tidak tahu harus berbuat apa untuk membuktikan hal ini. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk memanggil Imam Ali al-Hadi As dan bertanya kepadanya apa yang harus dilakukannya menghadapi klaim wanita ini. Imam Ali al-Hadi an-Naqi As meminta Mutawakkil untuk meletakkan wanita tersebut dalam sebuah kandang singa dan apabila ia berkata benar, maka singa-singa tersebut tidak akan menerkamnya. Lantaran binatang-binatang buas tidak akan menyakiti putri Hadrat Sayidah Fatimah As.
Wanita cerdik itu berkata bahwa Imam Hadi As ingin membunuhnya dan apabila ia berkata benar maka ialah yang harus pergi pertama kalinya. Imam Ali al-Hadi an-Naqi sepakat dan ia pergi memasuki kandang singa tersebut. Singa-singa yang ada dalam kandang itu tidak mencederai Imam Hadi As sama sekali dan sebaliknya, mereka mengelus-ngelus Imam Hadi As. Lalu, Imam Hadi As keluar dari kandang tersebut dan meminta wanita itu bahwa kini telah tiba giilirannya untuk masuk ke dalam kandang singa. Wanita itu mulai menangis dan meminta maaf. Ia berkata bahwa ia tidak bermaksud untuk berkata dusta, klaim yang diajukannya itu tidak lain kecuali sekedar sebuah lelucon. Akan tetapi Khalifah Mutawakkil tetap memerintahkan agar ia tetap masuk ke dalam kandang singa.
Mutawakkil tidak tahu apa yang harus dilakukannya, maka dipanggillah seluruh orang-orang pandai dan bijak untuk meminta dari mereka nasihat. Seluruh orang pandai yang dipanggil ini berkata bahwa wanita ini berkata dusta, akan tetapi tidak tahu harus berbuat apa untuk membuktikan hal ini. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk memanggil Imam Ali al-Hadi As dan bertanya kepadanya apa yang harus dilakukannya menghadapi klaim wanita ini. Imam Ali al-Hadi an-Naqi As meminta Mutawakkil untuk meletakkan wanita tersebut dalam sebuah kandang singa dan apabila ia berkata benar, maka singa-singa tersebut tidak akan menerkamnya. Lantaran binatang-binatang buas tidak akan menyakiti putri Hadrat Sayidah Fatimah As.
Wanita cerdik itu berkata bahwa Imam Hadi As ingin membunuhnya dan apabila ia berkata benar maka ialah yang harus pergi pertama kalinya. Imam Ali al-Hadi an-Naqi sepakat dan ia pergi memasuki kandang singa tersebut. Singa-singa yang ada dalam kandang itu tidak mencederai Imam Hadi As sama sekali dan sebaliknya, mereka mengelus-ngelus Imam Hadi As. Lalu, Imam Hadi As keluar dari kandang tersebut dan meminta wanita itu bahwa kini telah tiba giilirannya untuk masuk ke dalam kandang singa. Wanita itu mulai menangis dan meminta maaf. Ia berkata bahwa ia tidak bermaksud untuk berkata dusta, klaim yang diajukannya itu tidak lain kecuali sekedar sebuah lelucon. Akan tetapi Khalifah Mutawakkil tetap memerintahkan agar ia tetap masuk ke dalam kandang singa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar